Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, dalam surat tersebut pemerintah memutuskan kepada Inpex sebagai operator Blok Masela untuk melakukan Pre-FEED di dua lokasi dan dua opsi kapasitas.
Inpex harus melakukan pre-FEED di dua lokasi yakni Pulau Aru dan Pulau Jandena. Inpex juga harus melakukan pre-FEED untuk kapasitas 9,5 mtpa plus 150 MMSCFD dan 7,5 mtpa plus 474 MMSCFD.
"Masela sudah kirim. Sudah kirim surat. Keputusannya tetap. Pre-FEED-nya dilakukan untuk kapasitas dua, lokasi dua," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Meski akan memakan tambahan biaya, Arcandra menuturkan, biaya yang dikeluarkan nantinya dari perusahaan migas asal Jepang untuk pre-FEED tersebut tidak akan terlampau besar jika dibandingkan dengan benefit yang didapatkan.
Menurutnya, dengan melakukan pre-FEED di dua lokasi dan dua kapasitas tersebut justru akan mendapatkan data yang lebih akurat dan komprehensif. "Berapa sih biayanya? Kecil itu. Kecil tidak besar. Itu lebih baik dan lebih bagus. Lebih cost offer benefitnya dan lebih banyak benefitnya daripada lakukan satu, nanti tidak komprehensif," tutur dia.
Ahli migas lepas pantai ini menambahkan, pemerintah berharap pre-FEED bisa dilakukan secepatnya sehingga di tahun ini dapat terselesaikan. Ketika Inpex memulai pre-FEED, Kementerian ESDM akan mengajak Kementerian Perindustrian untuk melakukan pembicaraan tentang pembeli gas blok abadi dimaksud.
"Mulai pre-FEED kita engage Kemenperin untuk membangun mulai bicara siapa yang akan beli gasnya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News