Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyebutkan diversifikasi mitra kerja sama energi sangat penting untuk mendukung ketahanan energi nasional. Hal ini karena Iran merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan energi yang cukup tinggi.
Kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Iran akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja sama di bidang minyak dan gas, termasuk kerja sama pengelolaan ladang minyak di Iran dan investasi kilang minyak di Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pertemuan lanjutan pada tingkat menteri yang akan membahas kerja sama bisnis akan digelar pada 15 Desember 2016.
"Iran memiliki potensi kerja sama yang sangat besar terutama di energi dan migas. Hari ini pak Jonan (Menteri ESDM) tiba terlebih dahulu dan sudah melakukan pertemuan untuk bahas kerja sama, besok setelah pertemuan akan disampaikan hasil konkretnya," ujar Menlu dikutip dari Antara, Rabu (14/12/2016).
Sementara itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan pembicaraan yang akan dilakukan yaitu kerja sama antara Pertamina dengan NIOC (National Iranian Oil Company) juga antara PLN dengan Mapna Group (Iran Power Plant Projects Management Company).
"Akan dibicarakan, ada Dirut Pertamina juga di sini dan juga kerja sama teknis terutama di bidang gas turbin antara Mapna dan PLN," ujar Jonan.
Pertamina telah menjajaki kemungkinan kerja sama pengelolaan minyak dan gas dengan Iran. Rencana kerja sama termasuk untuk pasokan gas elpiji, minyak bumi dan pengembangan investasi di sektor hulu migas.
Bey Machmudin menyebutkan pada Hari ke dua kunjungan di Teheran, Iran, Rabu, 14 Desember 2016, Presiden Joko Widodo mengawali rangkaian kunjungan kenegaraannya dengan melakukan pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani, dan Supreme Leader (Pemimpin Agung) Iran Ayatollah Seyed Ali Khameinei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News