“Kami berhasil menahan laju penurunan produksi Migas dari rata-rata 21 persen di 2014 menjadi hanya 15 persen sampai September 2015,” ujar Herman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (27/9/2015).
Medco E&P juga berhasil melakukan pengetatan anggaran, baik opex (operational expenditure) maupun capex (capital expenditure). Hal ini dilakukan dengan lebih selektif dalam memilih bisnis.
"Misalnya, kami membatalkan aktivitas pendukung yang tidak berdampak langsung kepada produksi, mengoptimalkan jam kerja dan memaksimalkan penggunaan teknologi," paparnya.
Langkah itu, menurutnya, merupakan bagian dari upaya efisiensi biaya yang diimplementasikan Medco E&P dalam berbagai program kerja, beberapa di antaranya adalah: Optimalisasi anggaran opex dan capex; simplifikasi bisnis proses dan organisasi; efisiensi dan optimalisasi penggunaan material serta penggunaan produk lokal; optimalisasi penggunaan idle equipments (genset, compressor, vessel/separator)
Termasuk melakukan in-house perawatan dan perbaikan fasilitas produksi; pemanfaatan gas olahan di CPP Singa, Lematang; renegosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga kontrak yang lebih baik dan yang sedang berjalan serta pemanfaatan fasilitas bersama dengan KKKS terdekat lain.
Sementara itu, Direktur Utama Medco E&P, Frila Berlini Yaman menegaskan bahwa optimalisasi dan efisiensi biaya tersebut dilakukan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
“Implementasi program optimalisasi dan efisiensi biaya tetap mempertimbangkan upaya target produksi, keselamatan kerja dan kepatuhan terhadap regulasi,” tegas Frila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News