Ilustrasi. (FOTO: dokumentasi Pertamina)
Ilustrasi. (FOTO: dokumentasi Pertamina)

Pengoperasian BBM Satu Harga di Papua Berjalan Baik

Ade Hapsari Lestarini • 23 Desember 2017 09:26
Jakarta: Program BBM Satu Harga di Papua dinilai sudah berjalan baik. Di berbagai titik pengoperasian, masyarakat menikmati harga yang sama dengan wilayah lain di Indonesia. Kalaupun ada kendala, di antaranya karena faktor pasokan yang memang harus ditingkatkan.
 
"Progam Pak Jokowi sudah bagus dan dijalankan dengan baik oleh Pertamina. Masyarakat sudah menikmati harga yang sama," ujar Kabag Umum Setda Kabupaten Puncak Firom M Balinal, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 Desember 2017.
 
Menurut Firom, dampak harga BBM yang sama ini sudah dirasakan masyarakat Ilaga. Harga kebutuhan pokok seperti sayur di pasar menjadi lebih terjangkau, anak-anak menjadi lebih semangat dalam belajar di malam hari karena BBM untuk genset lebih murah, dan ekonomi lebih bergairah.

Apabila ada yang harus ditingkatkan, menurut Firom adalah penambahan pasokan. Namun dia menyadari, bahwa penerbangan ke wilayah yang berada pada ketinggian 7.500 kaki memang tidak mudah. BBM harus diangkut dengan pesawat Air Tractor yang hanya berkapasitas empat kiloliter (kl) sekali angkut. "Belum lagi kalau cuaca tidak bagus, risiko sangat tinggi. Apalagi, penerbangan juga melayani rute lain," kata Firom.
 
Seperti halnya titik lain di Papua, lembaga penyalur BBM Satu Harga yang dioperasikan Pertamina di Ilaga, memang menjual dengan harga sama. Yaitu Rp6.450 untuk Premium dan Rp5.150 untuk Solar. Kalau pun ada yang menjual lebih tinggi, kata Firom, itu dilakukan di luar lembaga resmi yang dioperasikan BUMN tersebut.
 
"Pasokan memang harus ditambah. Karena, ada juga masyarakat dari luar Ilaga yang turut membeli," ujarnya.
 
Kebutuhan masyarakat memang tinggi. Tak jarang, antrean panjang dilakukan di berbagai lembaga resmi tersebut. "Guna mengantisipasi hal itu, kami dari Bagian Umum Setda Kabupaten Puncak, ke depan berencana untuk memberlakukan sistem kupon," ujarnya.
 
Pertamina memang sudah mengoperasikan BBM Satu Harga di berbagai titik di Papua dan Maluku. Sejak 2016 hingga sekarang, total terdapat 20 titik di wilayah tersebut. Dua belas di antaranya, mulai beroperasi pada 2017. Di Papua, selain Ilaga, titik tersebut di antaranya Supiori, Tambrauw, Moswaren, Inanwatan, Paniani, Oksibil, Boven Digoel, dan Waropen.
 
"Program ini membuat harga BBM di sini sama seperti saudara kami di Jawa. Sejak diresmikan, harga murah itu di SPBU Pertamina terus berjalan," tambah Warga Boeven Digoel Artaban Wanggai.
 
Pengamat ekonomi Universitas Cendana (Uncen) Jayapura Ferdinand Risamasu menilai positif langkah Pemerintah dan Pertamina yang menjalankan program ini. Menurut dia, yang terpenting adalah faktor kelangsungan pasokan BBM itu sendiri. Selama ketersediaan itu ada, maka harga tetap sama. Namun jika tidak, tentu akan membuka peluang bagi pedagang eceran untuk menjual dengan harga tinggi.
 
"Karena sebagai kebutuhan sehari-hari, permintaan BBM sangat tinggi. Apalagi, bukan hanya masyarakat yang membeli namun juga pedagang eceran di luar Pertamina," kata dia.
 
Itulah sebabnya Ferdinand menilai pentingnya pengawasan. Serta faktor pengawasan tersebut, lanjutnya, merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah, misal melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindakop). "Itu tanggung jawab Pemda, bukan Pertamina. BUMN tersebut hanya menyalurkan melalui lembaga resmi dengan satu harga. Dan itu sudah dilakukan dengan baik," pungkas dia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan