baca juga: 99% Gim di Indonesia Buatan Asing, Kemendikbudristek Kembangkan Industri Lokal |
"Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di dunia. Kita tentu tidak ingin menjadi penonton, dan industri gaming di Indonesia juga sangat besar potensinya. Sehingga, kita bukan hanya menjadi user dan konsumen, tapi juga menjadi kreator, developer, bahkan publisher (game)," kata Saki dikutip dari Antara, Selasa, 13 September 2022.
Pada 2021, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pangsa pasar game terbesar di Asia Tenggara dan menduduki peringkat 16 di dunia.
"Pada 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan, industri game di Indonesia berhasil menyumbang Rp24,88 triliun atau 2,19 persen kontribusi dari total PDB nasional," kata Johnny pada 20 November 2021.
Ia menambahkan, menurut laporan yang diperoleh, di level global pada 2021, valuasi industri game di dunia saat ini telah mencapai nilai sebesar USD300 miliar atau sekitar Rp4,2 kuadriliun.
Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno juga mengatakan Indonesia merupakan pasar game terbesar nomor satu untuk mobile dan kedua pada platform PC di Asia Tenggara, dengan revenue hingga USD1,7 miliar atau sekitar Rp24,2 triliun setiap tahunnya.
Di sisi lain, Saki mengatakan Telkomsel melalui program inkubasi untuk perusahaan rintisan (startup) teknologi NextDev 2022 juga ingin membantu startup game untuk berkembang lebih jauh dan mendukung potensi besar tersebut.
"Track ini saya harap banyak peminatnya, dan kita semua bisa bersama-sama manfaatkan ekosistem Telkomsel untuk mengembangkan startup game ini," kata dia.
Saat ditanya apakah ada hal yang masih menjadi tantangan bagi startup secara umum untuk dapat naik kelas, Saki mengatakan, salah satunya adalah terkadang pegiat startup melupakan fundamental bisnis agar usahanya bisa berkelanjutan.
"Fundamental bisnis adalah hal yang penting. Banyak startup yang mungkin lupa atau hanya melihat success story dari pendahulunya yang terlihat mudah. Padahal, mungkin saja bisnisnya secara fundamental mungkin tidak bagus," kata Saki.
"Ada pula business ethics, yang juga tidak bisa dilupakan. Jangan hanya bicara soal investasi, atau revenue saja, tapi etika bisnis juga penting agar mereka tahu bagaimana berbisnis dengan benar, dan diharapkan mampu berkelanjutan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News