Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Kekurangan SDM di Pasar Tenaga Kerja Masih Jadi Tantangan

Ade Hapsari Lestarini • 08 November 2022 19:14
Jakarta: Indonesia masih dihadapkan pada kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) di pasar tenaga kerja. Kendati Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar.
 
Berdasarkan data Indeed.com, gap antara jumlah lowongan yang terbuka dengan jumlah lulusan masih sangat tinggi. Sekitar 600 ribu lowongan muncul di pasar setiap tahun, sementara jumlah lulusan universitas hanya 50 ribu per tahun. Jadi, untuk setiap CV ada 12 lowongan yang dibuka, sehingga terjadi perbedaan yang drastis.
 
Menurut CEO & Founder Refocus Education Project Roman Kumar Vyas, dalam membentuk golden generation di Indonesia pada 2045, ada beberapa aspek penting perlu diperhatikan saat ini. Salah satunya adalah otomatisasi dan robotisasi, serta tingkat kualitas pendidikan yang masih perlu ditingkatkan, sehingga banyak lulusan berkualitas di dalam negeri akhirnya memilih untuk belajar di luar negeri.

"Hal inilah yang membuat Refocus bekerja untuk menyelesaikan masalah ini dan hadir untuk membantu seseorang menjadi profesional dalam industri digital, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia terutama di bidang industri digital Indonesia," ujar dia kepada Medcom.id, Selasa, 8 November 2022.
 
Melihat dunia digital yang semakin berkembang pascapandemi, dirinya melihat semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mengambil kursus digital agar bisa mempelajari lebih dalam tentang dunia industri digital agar tidak tertinggal dengan laju perubahan.
 
Baca juga: Industri Pendukung Program Vokasi dapat Insentif Pajak Jumbo

"Hal ini terbukti dari beberapa bulan Refocus hadir di Indonesia, kami sudah bisa menjaring sekitar 640 siswa khusus untuk kelas data analis dan kedepannya kami yakin akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang akan mengikuti kelas kami," tuturnya.
 
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tidak melihat Refocus sebagai pengganti pendidikan formal (kuliah), tetapi lebih kepada opsi pelengkap untuk mereka yang ingin melengkapi knowledge di bidang digital untuk menjajaki karier baru maupun support sebagai opsi untuk mereka yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan kuliah karena berbagai alasan.
 
"Terbukti baru beberapa bulan Refocus hadir di Indonesia, kami sudah bisa menjaring sekitar 640 siswa khusus untuk kelas data analis dan kedepannya kami yakin akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang akan mengikuti kelas kami," jelasnya.
 
Kekurangan SDM di Pasar Tenaga Kerja Masih Jadi Tantangan

Potensi platform edukasi

Di sisi lain, dia mengatakan dampak pandemi covid-19 mengharuskan pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran daring. Walaupun hal ini awalnya dirasa sangat memberatkan siswa, tetapi sekarang sudah menjadi kebiasaan. Pembelajaran secara daring dirasa sangat efisien karena dapat dilakukan di mana saja dan jam pembelajaran yang fleksibel.
 
Dia menjelaskan, Refocus juga memungkinkan siswa untuk memahami konsep dasar di bidang analisis data dan digital marketing dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang relatif singkat.
 
"Kami sangat memperhatikan masukan dari siswa kami dalam mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi. Tidak hanya itu, kami juga menghadirkan kemudahan finansial bagi siswa kami, dengan adanya program cicilan nol persen. Ke depannya, Refocus akan selalu berinovasi untuk menghadirkan kurikulum dan metode pembelajaran yang memiliki relevansi tinggi dengan industri digital di Indonesia," pungkasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan