Jakarta: CEO Huawei Indonesia Jacky Chen mengatakan, dengan kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20 di tahun ini serta di tingkat ASEAN tahun depan, Indonesia akan memainkan peran yang lebih besar dalam membentuk masa depan ekonomi digital dan perkembangan teknologi di kawasan Asia Tenggara.
"Huawei akan terus mendukung Indonesia dan pelanggannya untuk membangun infrastruktur 'konektivitas + komputasi' di atas pilar teknologi cloud dan ekosistem yang ditingkatkan," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu, 21 September 2022.
Khususnya di Indonesia, Jacky mengungkapkan Huawei Indonesia telah menciptakan dan mendukung kolaborasi multi-helix dengan melibatkan pemerintah, kalangan industri, dan komunitas, melalui komitmen 'Huawei I Do Collaborate', yang bertujuan memperkuat ekosistem melalui program yang bertajuk 100 ribu Talenta Digital.
Diluncurkan pada Oktober 2020, saat ini Huawei membina lebih dari 64 ribu penerima manfaat melalui program lima tahun ini untuk memenuhi kebutuhan talenta digital dalam negeri yang jumlahnya mencapai 600 ribu setiap tahun
Wakil Menteri Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo menambahkan, Indonesia telah menetapkan rencana nasional untuk mendorong lebih banyak pembangunan infrastruktur digital dari jaringan yang mampu menjangkau area terpencil hingga infrastruktur untuk pusat data nasional.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan Strategi Nasional AI, rencana Making Indonesia 4.0, dan langkah terbaru untuk membangun ibu kota baru di Kalimantan yang hijau dan ramah TI. Semua komitmen tersebut akan menghadirkan beragam peluang baru, baik dalam infrastruktur fisik maupun digital.
"Seiring dengan terus menguatnya ekonomi digital, pusat data akan dibangun di Batam yang wilayahnya bersebelahan dengan Singapura. Ini adalah zona ekonomi khusus yang didedikasikan untuk investasi internasional. Pemerintah Indonesia akan menyediakan semua energi hijau yang dibutuhkan oleh pusat data di area ini dan menjadikan Batam sebagai hub global untuk pertukaran data," kata Basilo.
Dia menegaskan, Indonesia memperoleh banyak manfaat dengan menghadiri Smart DC: Building A Green Future Summit yang diselenggarakan oleh Huawei. Gelaran ini dikatakan telah menyuguhkan banyak pengetahuan dan wawasan dari para pemangku kebijakan, pemimpin industri, dan pakar-pakar di bidang teknikal.
"Saya sangat menghargai upaya Huawei dalam menghadirkan kesempatan ini bagi semua ekosistem. Mari kita optimalkan pemanfaatan digital, untuk bersama-sama membangun masa depan yang hijau," tuturnya.
Digerakkan oleh ASEAN Digital Masterplan 2025 dan didukung layanan, teknologi dan ekosistem yang aman dan transformatif, ASEAN diprediksikan akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi digitalnya untuk mencapai nilai lebih dari USD1 triliun di 2030.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin menekankan, koordinasi dan kolaborasi antar kementerian dan lembaga sangat penting dalam mendorong perkembangan dan penguatan ekonomi digital, yang membutuhkan mekanisme efektif bagi sektor swasta, pelaku industri, serta adanya umpan balik dan partisipasi dari berbagai ahli.
"Selain itu, ekonomi digital juga membutuhkan sinergi antara pengembangan dan strategi nasional, regional, dan global. KTT ini menjadi teladan dalam mewujudkan sinergi," tegas Rudy.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa di era konvergensi, perkembangan pesat teknologi tinggi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan Cloud, akan menghadirkan banyak peluang dan mendorong laju transformasi digital di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pemerintahan, dan industri.
"Kami yakin Indonesia dapat terus mencapai kemajuan pesat paralel dengan kemajuan yang dicapai di blok ASEAN. Kuncinya adalah kolaborasi multi-helix. Bersama Huawei sebagai pemimpin industri TIK global, kami ingin menjadi enabler dalam memfasilitasi kelancaran konvergensi telematika ke depan," pungkas Sarwoto.
"Huawei akan terus mendukung Indonesia dan pelanggannya untuk membangun infrastruktur 'konektivitas + komputasi' di atas pilar teknologi cloud dan ekosistem yang ditingkatkan," ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu, 21 September 2022.
Khususnya di Indonesia, Jacky mengungkapkan Huawei Indonesia telah menciptakan dan mendukung kolaborasi multi-helix dengan melibatkan pemerintah, kalangan industri, dan komunitas, melalui komitmen 'Huawei I Do Collaborate', yang bertujuan memperkuat ekosistem melalui program yang bertajuk 100 ribu Talenta Digital.
Diluncurkan pada Oktober 2020, saat ini Huawei membina lebih dari 64 ribu penerima manfaat melalui program lima tahun ini untuk memenuhi kebutuhan talenta digital dalam negeri yang jumlahnya mencapai 600 ribu setiap tahun
Wakil Menteri Bidang Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo menambahkan, Indonesia telah menetapkan rencana nasional untuk mendorong lebih banyak pembangunan infrastruktur digital dari jaringan yang mampu menjangkau area terpencil hingga infrastruktur untuk pusat data nasional.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan Strategi Nasional AI, rencana Making Indonesia 4.0, dan langkah terbaru untuk membangun ibu kota baru di Kalimantan yang hijau dan ramah TI. Semua komitmen tersebut akan menghadirkan beragam peluang baru, baik dalam infrastruktur fisik maupun digital.
"Seiring dengan terus menguatnya ekonomi digital, pusat data akan dibangun di Batam yang wilayahnya bersebelahan dengan Singapura. Ini adalah zona ekonomi khusus yang didedikasikan untuk investasi internasional. Pemerintah Indonesia akan menyediakan semua energi hijau yang dibutuhkan oleh pusat data di area ini dan menjadikan Batam sebagai hub global untuk pertukaran data," kata Basilo.
Baca juga: Pemerintah Akselerasi Transformasi Digital Demi Peningkatan Ekonomi |
Dia menegaskan, Indonesia memperoleh banyak manfaat dengan menghadiri Smart DC: Building A Green Future Summit yang diselenggarakan oleh Huawei. Gelaran ini dikatakan telah menyuguhkan banyak pengetahuan dan wawasan dari para pemangku kebijakan, pemimpin industri, dan pakar-pakar di bidang teknikal.
"Saya sangat menghargai upaya Huawei dalam menghadirkan kesempatan ini bagi semua ekosistem. Mari kita optimalkan pemanfaatan digital, untuk bersama-sama membangun masa depan yang hijau," tuturnya.
Digerakkan oleh ASEAN Digital Masterplan 2025 dan didukung layanan, teknologi dan ekosistem yang aman dan transformatif, ASEAN diprediksikan akan mampu mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi digitalnya untuk mencapai nilai lebih dari USD1 triliun di 2030.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin menekankan, koordinasi dan kolaborasi antar kementerian dan lembaga sangat penting dalam mendorong perkembangan dan penguatan ekonomi digital, yang membutuhkan mekanisme efektif bagi sektor swasta, pelaku industri, serta adanya umpan balik dan partisipasi dari berbagai ahli.
"Selain itu, ekonomi digital juga membutuhkan sinergi antara pengembangan dan strategi nasional, regional, dan global. KTT ini menjadi teladan dalam mewujudkan sinergi," tegas Rudy.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa di era konvergensi, perkembangan pesat teknologi tinggi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan Cloud, akan menghadirkan banyak peluang dan mendorong laju transformasi digital di berbagai sektor, termasuk ekonomi, pemerintahan, dan industri.
"Kami yakin Indonesia dapat terus mencapai kemajuan pesat paralel dengan kemajuan yang dicapai di blok ASEAN. Kuncinya adalah kolaborasi multi-helix. Bersama Huawei sebagai pemimpin industri TIK global, kami ingin menjadi enabler dalam memfasilitasi kelancaran konvergensi telematika ke depan," pungkas Sarwoto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News