Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: dok BRI.
Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: dok BRI.

Mendag: UKM Harus Manfaatkan Tren Ekonomi Digital

Ade Hapsari Lestarini • 11 Maret 2022 20:59
Jakarta: Pelaku usaha di segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) harus memanfaatkan tren ekonomi digital yang semakin menguat untuk pengembangan bisnis dan mendorong perekonomian bangsa.
 
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, tren ekonomi digital saat ini memiliki potensi yang sangat besar. Pelaku UKM dan mikro sebagai tulang punggung ekonomi negara harus memanfaatkan peluang tersebut dengan optimal, guna meningkatkan skala usaha dan mendorong perekonomian bangsa.
 
"Ekonomi digital karena ini adalah trennya. Kita tidak mesti menjadi provider digitalnya tapi kita mesti ikut dalam digitalisasi ini untuk menciptakan nilai tambah tentunya untuk pelaku UKM," ujar Lutfi yang menjadi keynote speaker dalam seminar bertajuk Empowering SMEs to Recover Stronger, Jumat, 11 Maret 2022.

Hal itu bukan tanpa alasan. Lutfi menjabarkan pelaku UKM dan segmen mikro berkontribusi hampir 62 persen terhadap PDB Indonesia. Sektor usaha ini menyerap lebih dari 97 persen dari total tenaga kerja dengan kontribusi hingga 99 persen dari total usaha di Tanah Air.
 
Oleh karena itu, kata dia, segmen UKM dan mikro sangat penting terhadap perekonomian nasional. Menurutnya, saat ini PDB Indonesia senilai dengan USD1,1 miliar hingga USD1,2 miliar atau setara dengan Rp15 ribu triliun hingga Rp16 ribu triliun. Dari total nilai itu, ekonomi digital baru sekitar Rp632 triliun atau setara dengan empat persen.
 
Namun diproyeksikan dalam delapan tahun ke depan ekonomi digital akan tumbuh tumbuh empat kali lipat, yakni saat PDB mencapai Rp24 ribu triliun. Sehingga menurutnya sangat penting bagi UKM untuk memaksimalkan potensi tersebut.

UKM berperan meratakan kesejahteraan di Indonesia


Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengamini Lutfi. Dengan porsinya yang sangat besar terhadap total usaha, penyerapan tenaga kerja dan sumbangsih terhadap PDB, menurutnya UKM dan juga usaha mikro perannya sangat besar dalam pemerataan kesejahteraan di Indonesia.
 
Di sisi lain, pelaku UKM dan juga segmen mikro sangat terpukul krisis akibat pandemi. Sunarso mengatakan pada krisis ekonomi sebelumnya, sektor korporasi yang sangat terdampak. Namun kali ini sektor tersebut menjadi korban utama karena adanya pembatasan aktivitas ekonomi secara langsung. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihaknya untuk menjaga pemulihan sektor UKM dan juga segmen mikro. Sebagai upaya menjaga perekonomian nasional.
 
Mendag: UKM Harus Manfaatkan Tren Ekonomi Digital
Direktur Utama BRI Sunarso. Foto: dok BRI
 
"Maka kemudian yang paling penting adalah kita merestrukturisasi, menyelamatkan UMKM. Selama periode pandemi itu akumulasi BRI sudah merestrukturisasi kredit terutama untuk UMKM itu lebih dari Rp245 triliun. Kemudian posisi terakhir akhir 2021 tersisa yang masih statusnya restrukturisasi adalah tinggal Rp156 triliun," jelasnya.
 
Secara agregat, lanjut dia, yang berhasil direstrukturisasi mendominasi karena yang tidak bisa diselamatkan hanya sekitar lima persen. Untuk itu, Sunarso pun menjelaskan tantangan untuk menumbuhkan UKM dan mikro pada tahun kebangkitan ekonomi 2022. Tantangannya adalah operational cost dan operational risk yang tinggi.
 
Solusinya, lanjut dia, adalah digitalisasi. Digitalisasi yang mumpuni akan menurunkan operational cost dan operational risk, terutama yang berasal dari human error. "Transformasi digital inilah yang kemudian kita fokuskan kepada dua area saja. Mendigitalkan bisnis proses untuk mendapatkan efisiensi dan kemudian kita mendigitalkan bisnis model untuk mencari bisnis model baru dalam rangka meng-create value baru," ungkapnya.

Tips usaha berkelanjutan


Akademisi ekonomi Universitas Indonesia sekaligus Founder Rumah Perubahan Rhenald Kasali memberikan tips agar pelaku UKM dapat melakukan usaha secara berkelanjutan. Pertama, mengubah cara berusaha dari berpikir linier yang menghasilkan pertumbuhan lambat. Menjadi eksponensial melalui diferensiasi usaha yang menghasilkan pertumbuhan sangat tinggi.
 
"Di zaman ini tantangan kita adalah how to make different. Namun suatu waktu akan ada yang meniru dan membanding-bandingkan usaha Anda. Sehingga berikutnya kita harus berpikir menciptakan hal yang berbeda lagi untuk menghasilkan pertumbuhan," ujarnya.
 
Founder Floating Market Lembang Group Perry Tristianto menambahkan, bekerja bersama UKM adalah sebuah hal menarik, dan perwujudan dari pembangunan ekonomi secara gotong royong.Agar usahanya tetap bertahan pelaku UKM harus pandai memanfaatkan momentum dan selalu memikirkan ide-ide baru. Artinya pelaku UKM perlu melek tren.
 
"UKM, itu momen. Jadi yang diperlukan adalah bukan hanya produk kreatif, tetapi marketing kreatif, seperti itu. Jadi menurut saya nggak ada matinya lah, ekonomi Indonesia ini ketolong karena ada small business, ada UKM," ujarnya.
 
Pelaku UKM, kata dia, mengalami pertumbuhan yang signifikan. Namun yang harus perhatikan adalah bagaimana pemerintah membangun sebuah kondisi atau ekosistem ekonomi agar UKM mampu bertahan.
 
"Menurut saya, itu kebijakan dari pemerintah setempat. Menjaga pelaku UKM misalnya dari minimarket yang semakin banyak, ini yang harus dijaga menurut saya. Seperti warung indomie di Jakarta ada dibikin franchise. Mematikan si small business itu. Harus ada regulasi mengatur itu," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan