Saat Anda sedang bekerja di kantor atau sedang meeting di luar, lalu Anda menyadari persediaan bahan-bahan makanan di rumah habis namun Anda terjebak dalam jadwal yang padat.
Dulu, Anda mungkin akan menunggu hingga akhir pekan untuk berbelanja, tapi sekarang, dengan beberapa gerakan jari lewat smartphone, bahan-bahan makanan yang tidak sempat Anda beli bisa tiba di depan pintu rumah hanya dalam hitungan menit. Realita ini dapat terjadi berkat kehadiran layanan quick commerce.
Dari e-commerce ke quick commerce
Indonesia telah mengalami pertumbuhan e-commerce yang luar biasa dalam satu dekade terakhir dengan kontribusi GMV 52 persen di Asia tenggara. Perusahaan-perusahaan seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee menjadi nama-nama besar yang akrab di telinga masyarakat. Namun, perubahan besar terjadi ketika konsumen mulai menuntut pembelian barang online secara kilat dengan opsi pengiriman instan atau same day.
Quick commerce menjadi solusi yang andal untuk menjawab keinginan konsumen modern yang menginginkan segala sesuatu serba cepat. Bukan hanya sekadar pengiriman pada hari yang sama, bahkan dalam hitungan jam hingga menit.
Quick commerce umumnya sering diasosiasikan dengan layanan e-grocery yang menawarkan jasa pembelian bahan pangan dan segar. Namun, platform quick commerce juga menawarkan produk kebutuhan sehari-hari dan kategori produk lainnya, sehingga Average Order Value (AOV) bisa lebih unggul dari layanan grocery.
Lanskap digital Indonesia terus berkembang pesat. Konsumen kini lebih menginginkan kepuasan instan. Sebuah survei menunjukkan 60 persen konsumen Indonesia lebih memilih opsi pengiriman pada hari yang sama. Selain itu, tingkat urbanisasi yang tinggi, dengan lebih dari 56 persen populasi tinggal di area perkotaan, memperkuat permintaan untuk layanan pengiriman cepat.
Namun, perjalanan quick commerce di Indonesia tidak datang tanpa menghadapi tantangan. Sebagai gambaran, saat ini ekosistem quick commerce dan e-grocery di Indonesia hanya menyisakan sedikit pemain yang masih bertahan.
"Astro, menjadi salah satu pemain utama dalam sektor quick commerce ini. Hingga 2023, Gross Merchandise Value (GMV) e-groceries di Indonesia mencapai USD1 miliar, dengan Astro menguasai lima persen dari pasar e-groceries di Indonesia. Astro juga telah mengonsolidasikan posisinya sebagai satu-satunya pemain quick commerce e-grocery di Indonesia, memberikan Astro pangsa pasar 100 persen dalam quick commerce di e-grocery," jelas Co-Founder dan CEO Astro Vincent Tjendra, dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 Juli 2024.
Meskipun kecepatan adalah daya saing utama dari quick commerce, para pemainnya harus tetap memperhatikan faktor-faktor lain yang memengaruhi kepuasan konsumen. Hanya mengandalkan kecepatan tidaklah cukup.
Baca juga: idEA: Transaksi Digital di Indonesia Sudah Banyak Kemajuan |
Menurut dia, layanan quick commerce harus tetap mempertimbangkan elemen Quality, Cost, Delivery, dan Service (QCDS). Pengiriman dalam waktu 10-15 menit bukan jaminan konsumen akan puas. Kualitas produk yang dikirim harus tetap terjaga. Misalnya, produk seperti buah segar atau sayuran harus dikemas dengan baik, tidak busuk, dan tidak rusak selama pengiriman.
Penyedia layanan quick commerce harus memastikan produk yang dikirim benar-benar berkualitas, sehingga pelanggan merasa puas karena barang yang mereka pesan tiba dengan cepat dan dalam kondisi sempurna.
"Hal ini yang menjadi motif utama Astro menghadirkan inovasi Jaminan Garansi, memberikan jaminan penggantian barang baru apabila produk yang diterima pelanggan bermasalah serta penggantian 100 persen ongkir bila pesanan datang terlambat. Laporan dari Nielsen menyatakan 72 persen konsumen Indonesia lebih memilih situs e-commerce yang menawarkan jaminan terhadap produk cacat atau palsu, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka dalam transaksi online," ujar Vincent.
Selain memastikan kepuasan pelanggan, hal yang tak kalah penting bagi quick commerce adalah memperhatikan biaya dalam menyediakan layanan. Untuk mampu mengejar kecepatan layanan, quick commerce tidak bisa mengabaikan perhitungan ongkos operasional.
"Tentunya Astro memiliki strategi yang efisien dalam menekan ongkos operasional yaitu dengan membangun tim delivery atau yang kami sebut Astronauts secara in-house dengan dukungan dark stores (setting local hubs) yang terus diperluas," tambah dia.
Masa depan quick commerce di Indonesia
Sebagai pemain penting dalam layanan quick commerce lokal, Astro optimis melihat masa depan quick commerce di Indonesia yang dapat dikatakan cerah. Dengan proyeksi pertumbuhan pasar yang mencapai CAGR sebesar 25 persen dalam lima tahun ke depan, sektor ini akan terus berkembang.
Sektor ini tidak hanya mendorong pertumbuhan PDB Indonesia tetapi juga menciptakan banyak lapangan kerja, mendukung ekonomi digital yang semakin berkembang. Data menunjukkan quick commerce telah menciptakan lebih dari 500 ribu lapangan kerja baru dalam tiga tahun terakhir.
"Quick commerce adalah tren transformatif dalam ekonomi digital Indonesia. Mengadopsi perubahan ini sangat penting bagi bisnis untuk tetap kompetitif dan memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin tinggi. Para pemangku kepentingan harus beradaptasi dan berinovasi untuk memanfaatkan potensi penuh quick commerce dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepuasan konsumen," jelas Vincent.
Dia mengatakan, dalam dunia yang bergerak cepat ini, quick commerce adalah masa depan yang sudah hadir di depan mata. Dirinya pun mengajak semua pemangku kepentingan, dari pemerintah, perusahaan, hingga konsumen, untuk mendukung perkembangan quick commerce.
"Mari kita sambut masa depan ini dengan optimisme dan kesiapan, karena quick commerce adalah masa depan yang sudah hadir di depan mata kita," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News