Ilustrasi. Foto: dok MI/Andri Widiyanto.
Ilustrasi. Foto: dok MI/Andri Widiyanto.

Iklim Investasi Ekonomi Digital RI Masih Sangat Menjanjikan

Ade Hapsari Lestarini • 15 November 2021 11:58
Jakarta: Iklim investasi dan ekonomi digital di Indonesia dinilai masih sangat menjanjikan. Hal ini dibuktikan dengan derasnya investasi yang dilakukan oleh Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) ke Indonesia.
 
Menurut Analis Saham Trimegah Securities Richardson Raymond Equity, ADIA masuk tidak hanya ke proyek infrastruktur Indonesia, tetapi juga berinvestasi di perusahaan digital seperti GoTo.
 
ADIA berinvestasi di salah satu decacorn Indonesia bukan tanpa alasan. ADIA berinvestasi di perusahaan digital lantaran melihat potensi perekonomian Indonesia yang masih sangat menjanjikan. Dengan penduduk yang sangat besar, infrastruktur telekomunikasi yang sudah terbangun sangat luas serta banyaknya perusahaan rintisan yang tumbuh berkembang, membuat Indonesia di mata ADIA maupun investor asing menjadi sangat 'seksi'.

"ADIA masuk ke GoTo sebesar USD400 juta karena selama ini Gojek dan Tokopedia memiliki rekam jejak yang bagus. Selain itu lini usaha GoTo selalu tumbuh dan berkembang. Investasi ke decacorn Indonesia ini memberikan sentimen positif bagi perusahaan digital lain untuk dilirik investor asing. Saya yakin ekonomi digital Indonesia masih dapat terus tumbuh," ungkap Richardson, Senin, 15 November 2021.

Banyak investor asing masuk ke ekonomi digital Indonesia

Dia melanjutkan, salah satu bukti kesuksesan dan tumbuhnya ekonomi digital Indonesia adalah banyaknya investor asing multinasional yang sudah masuk ke perusahaan digital. Contohnya saja Google, Facebook, Temasek, Allianz, maupun SoftBank yang sudah terlebih dahulu menjadi investor di perusahaan digital nasional.
 
Selain berinvestasi di sektor konsumer, menurut Richardson, investor asing juga sudah melirik potensi di perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan sebagai target penempatan dana investasinya. Kepercayaan investor asing yang tinggi tersebut dikarenakan perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan sudah terbukti bermanfaat serta memberikan nilai tambah bagi masyarakat Indonesia ketika pandemi covid-19 berlangsung.
 
"Contohnya HaloDoc menjadi perusahaan digital kesehatan yang membantu pemerintah dalam menyalurkan vaksin dan obat, sehingga perusahaan digital kesehatan, logistik, dan pendidikan akan menjadi primadona selanjutnya bagi investor asing yang akan menginvestasikan uangnya di perusahaan digital," ungkap Richardson.
 
Sebelum investor asing masuk dan berinvestasi di perusahaan digital, sebenarnya sudah banyak perusahaan nasional yang menempatkan dananya di perusahaan digital tersebut. Sebut saja BCA, Telkomsel, maupun Bank Mandiri yang sudah menjadi investor dan menanamkan dana cukup besar di perusahaan digital.
 
Perusahaan seperti Telkomsel yang berinvestasi di perusahaan digital, dinilai Richardson memiliki perhitungan yang sangat matang. Mereka tentunya sudah melihat potensi tumbuhnya ekonomi digital nasional dan rencana bisnis masing-masing perusahaan yang menjadi target.
 
"Mereka yang berinvestasi di perusahaan digital pasti memiliki perhitungan mengenai potensi dari ekonomi digital nasional dan potensi perusahaan yang menjadi target investasinya. Misalnya Telkomsel investasi di perusahaan digital seperti GoTo, HaloDoc, dan TaniHub. Pasti mereka melihat potensi sinergi dengan core bisnis utama mereka selama ini yaitu konektivitas. Jadi diharapkan investasi mereka di perusahaan digital akan menciptakan sinergi positif ke bisnis utama mereka dan menciptakan nilai tambah," papar Richardson.

Investasi Telkomsel sejalan arahan Erick Thohir

Investasi yang dilakukan Telkomsel untuk berinvestasi serta mengembangkan ekonomi digital menurut Richardson juga sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin mendukung program pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menjadikan ekonomi digital sebagai new ekonomi dan new oils. Sebab di masa mendatang antara ekonomi digital dan ekonomi konvensional tak akan mungkin dipisahkan.
 
"Sehingga langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta agar Telkomsel menjadi perusahan telekomunikasi yang berinvestasi di perusahaan digital sudah tepat. Perusahaan konvensional seperti Telkomsel atau Astra mutlak berinvestasi di perusahaan digital untuk meningkatkan value," tutup Richardson.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan