JALA berencana untuk memperluas operasionalnya di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, tiga wilayah yang memiliki potensi unik bagi pertumbuhan industri budi daya udang.
baca juga: Jokowi Akan Bangun Tambak Udang Seluas 1.800 Hektare di NTT |
"Kami menghadirkan solusi ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dan membekali petambak setempat dengan dukungan teknologi dan pendanaan yang mereka butuhkan untuk memajukan produksi udang Indonesia,” ujar Co-founder dan CEO JALA Liris Maduningtyas dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 30 November 2023.
Dipercaya oleh lebih dari 20 ribu pengguna, JALA telah membuat dampak signifikan di industri udang. JALA telah memantau udang di lebih dari 35.300 kolam, membantu petambak memanen udang dalam jumlah yang besar.
"Kedepannya, JALA App akan dilengkapi dengan prediksi performa budi daya, kualitas air, dan penyakit udang yang lebih mendalam serta otomasi input data seperti data berat udang dan pakan. JALA juga bekerja sama dengan Conservation International untuk membangun Climate Smart Shrimp pertama, upaya intensifikasi gabungan dengan restorasi mangrove untuk tambak udang tradisional," tegas dia.
Layanan teknologi
Dia mengatakan JALA menyediakan rangkaian layanan teknologi seperti analisis budi daya berdasarkan data real time dan alat yang terintegrasi, serta pendampingan tambak, pendanaan, saprodi berkualitas, dan akses jual untuk mendistribusikan hasil panen ke pasar."Hal ini bisa membantu penambak memantau proses budi daya secara efektif. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk mencatat, memantau, dan menganalisis setiap aspek budi daya udang secara real time, langsung dari perangkat mobile mereka," tegas dia.
Fungsi tersebut menyajikan data yang lengkap dan pelacakan progres, membantu petambak mengambil keputusan tepat dengan cepat. Melalui layanan credit scoring tambak dari JALA, petambak juga dapat membuktikan kredibilitas mereka dan memperoleh akses pilihan pendanaan yang terjangkau.
"Bagi petambak di segala skala, JALA menyediakan layanan akses panen untuk membantu mendistribusikan produk mereka ke pasar. Petambak dapat terlibat dalam sistem yang mudah tersebut untuk membawa hasil panen mereka ke pasar, lengkap dengan opsi pembayaran yang cepat dan aman," tegas dia.
Dia menuturkan layanan ini memberikan akses yang mudah ke pasar, memastikan bahwa petambak menerima pembayaran yang adil dan cepat untuk hasil panen mereka. JALA juga menyediakan pendampingan tambak berupa bimbingan dan dukungan langsung dalam mengatasi tantangan sehari-hari di tambak.
Nilai tambah
Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menuturkan sebagai produsen udang terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam rantai pasok seafood secara global. Seiring berkembangnya industri udang di negara ini, permintaan akan solusi budidaya udang modern juga meningkat."Rangkaian solusi digital JALA membantu petambak menciptakan nilai ekonomi yang nyata, meningkatkan hasil budi daya, dan menetapkan arah pada praktik budidaya yang berkelanjutan membawa udang Indonesia ke pasar global. Kami sangat mendukung JALA dalam mewujudkan misi digitalisasi dan memperkuat budidaya udang di Indonesia," ujar dia.
JALA semenjak 2017 adalah penggerak ekosistem digital di rantai industri udang yang menyediakan solusi end-to end untuk menyederhanakan proses budidaya udang, meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.
JALA dipimpin oleh tim yang terdiri dari petambak dan pengusaha bidang akuakultur yang berpengalaman, yaitu co-founder Aryo Wiryawan (Chairman), yang telah menjadi petambak udang sejak 2001, dan Liris Maduningtyas (CEO), yang memiliki latar belakang teknik. Keduanya mendirikan JALA setelah menemukan kendala dalam memantau budidaya udang di Indonesia dan ketergantungan pada cara tradisional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id