Perusahaan akan mengembangkan pendapatan dengan membidik kota-kota lain yang mengembangkan transportasi umum secara terintegrasi.
baca juga: Hadir di JCC, DTI-CX 2024 Dorong Transformasi Digital di Indonesia |
Dia menuturkan dalam tiga tahun terakhir jumlah transaksi Jatelindo sebagai gateway pembayaran digital sebesar 800 juta kali dengan volume sebesar Rp72 triliun. Transaksi ini diperoleh dari hasil kerjasama dengan lebih dari 70 mitra strategis dan lebih dari 200 ribu loket pembayaran.
"Kontribusi pendapatan Jatelindo dari transaksi di JakLingko sebesar 20 persen dan akan terus bertumbuh sejalan dengan peningkatan transaksi JakLingko dan perluasan ke kota-kota besar lainnya," tegas dia, Kamis, 1 Agustus 2024.
Dia mengatakan selain wilayah DKI jakarta, perusahaan juga membidik kota lain yang sedang mengembangkan transportasi massal yang terintegrasi seperti wilayah Solo atau Bali.
Jatelindo menargetkan layanan Optima 365 menjadi solusi untuk mitra-mitra Jatelindo yang membutuhkan proses otomasi untuk pemrosesan transaksi seperti proses rekonsiliasi, settlement hingga disbursement.
“Dengan sistem pembayaran yang terus kami perbaiki dan tingkatkan, tentunya diharapkan dapat mendorong percepatan sistem transportasi yang terintegrasi, sehingga memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah,” ungkap dia.
Selama dua dekade, Jatelindo berupaya menjadi penyedia layanan transaksi pembayaran yang terkemuka, Jatelindo saat ini sudah menerapkan sistem pembayaran terkini secara end to end mulai dari layanan transaksi di front end sampai dengan operational back office di JakLingko.
Jatelindo juga memperkenalkan produk terbaru yaitu Optima 365 yang sudah digunakan untuk memproses operasional transaksi di JakLingko, akan diluncurkan sebagai produk unggulan yang ditawarkan kepada mitra yang membutuhkan solusi untuk mempermudah dan efisiensi pengelolaan operasional transaksi mulai dari proses konsolidasi data, perhitungan transaksi, rekonsiliasi, settlement, dan disbursement.
Idham Hadju berharap, Jatelindo bisa lebih dikenal masyarakat luas sebagai pelopor inovasi dalam layanan pembayaran digital dan solusi manajemen keuangan, serta membuka peluang baru untuk kolaborasi dan pengembangan di masa depan.
Pembayaran digital
Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi pembayaran digital akan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030 mencapai USD760 miliar atau setara Rp12.300 triliun."Sebuah angka yang sangat besar sekali. Dan, juga kita didukung oleh puncak bonus demografi di 2030 yaitu 68 persen berusia produktif, termasuk di dalamnya gen Y, Z, dan Alpha," kata dia dikutip dari Antara, Kamis, 1 Agustus 2024.
Dia menuturkan penggunaan ponsel yang terus tumbuh dan didukung bonus demografi juga tentunya akan berpengaruh pada ekonomi digital. Kepala Negara merinci jumlah ponsel aktif di Indonesia mencapai 354 juta unit, melebihi jumlah penduduk yang mencapai 280 juta jiwa. Artinya, satu orang bisa memiliki ponsel lebih dari satu.
Oleh sebab itu, Presiden meminta OJK dan Bank Indonesia untuk meningkatkan perlindungan di sektor ekonomi digital, serta meningkatkan literasi keuangan yang masih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News