Transaksi Digital. Foto : Medcom.
Transaksi Digital. Foto : Medcom.

Tips Menghindari Pencurian Data saat Menggunakan Jasa Keuangan Digital

Arif Wicaksono • 23 Maret 2021 19:40
Jakarta: Pandemi covid-19 telah membawa perubahan signifikan dan pesat menuju digitalisasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pada kebiasaan orang sehari-hari, mulai dari pertemuan yang dilakukan secara daring serta pembayaran nontunai.
 
Masyarakat semakin terbiasa dengan digitalisasi yang menawarkan berbagai kemudahan serta langkah-langkah yang praktis. Asia Tenggara saat ini merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar dan tercepat di dunia, dengan total transaksi daring yang diprediksi mencapai USD10 miliar selama 2020.
 
"Masyarakat Indonesia memang sudah mengarah ke transformasi digital dan dengan adanya pandemi covid-19 justru semakin mengakselerasi pertumbuhannya. Namun, meskipun pertumbuhan digital di Indonesia semakin melesat, berdasarkan yang saya analisa masih banyak orang yang terjun ke bisnis digital tanpa betul-betul memahami konsep digital itu sendiri, sehingga tidak sedikit pula yang terjerat perang harga lewat digital," ungkap Founder dan CEO Tribelio Denny Santoso, dalam keterangan resminya, Selasa, 23 Maret 2021.

Menurut Denny, bisnis digital sudah mengalami evolusi yang cukup besar. "Saat ini, dunia digital sudah memasuki era purposeful brand, untuk dapat bersaing sehat secara digital, setiap merek atau bisnis harus membangun komunitas yang memiliki tujuan atau misi yang bermanfaat, atau yang dikenal dengan tribe. Tribe adalah istilah bagi kumpulan orang yang memiliki loyalitas tinggi terhadap tujuan yang sama," jelas dia.
 
Selain itu, bisnis digital juga menawarkan beragam kemudahan yang dapat dimanfaatkan baik oleh penjual maupun pembeli. Kemudahan digital ini dimanfaatkan oleh beragam jenis bisnis dan industri, dan salah satunya adalah asuransi yang dapat memangkas proses-proses rumit dan mempercepat layanan.
 
Sebelumnya, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal (JKPM) Arif Baharudin pernah mengungkapkan terdapat beberapa hal yang diindikasikan sebagai faktor penghambat perkembangan sektor asuransi di Indonesia.
 
Beberapa di antaranya adalah masih rendahnya literasi keuangan dan ketimpangan akses pada jasa keuangan. Hal ini membuat digitalisasi asuransi memiliki peran penting untuk lebih meningkatkan akses masyarakat pada sektor ini guna terus mendorong pertumbuhannya.
 
Survei terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga menunjukkan pada kuartal kedua 2020, jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 196,7 juta atau 73,7 persen dari total populasi. Fakta tersebut semakin menguatkan pendapat bahwa digitalisasi asuransi dapat menjadi inovasi menarik pada sektor ini.
 
Kini, beberapa jenis produk asuransi yang sudah marak ditawarkan secara digital antara lain asuransi mobil, asuransi rumah, asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi perjalanan.
 
Masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan berbagai produk asuransi berbasis digital ini melalui bermacam platform, seperti marketplace C2C (customer-to-customer), B2C (business-to-customer), platform milik perusahaan asuransi ataupun platform digital lainnya yang dapat diakses menggunakan aplikasi mobile ataupun website.
 
Namun, kemudahan digital juga mengundang kekhawatiran akan keamanan, terutama dalam hal privasi data. Pada pertengahan 2020, 91 juta data pengguna terpantau diperjualbelikan melalui Dark Web seharga Rp73,5 juta, dengan informasi seperti nama, alamat dan kontak dapat dibaca dengan sangat mudah.
 
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan keamanan siber, Kaspersky, pada pertengahan 2020 mengungkapkan 40 persen konsumen dari Asia Pasifik menghadapi insiden kebocoran data pribadi yang diakses oleh orang lain tanpa persetujuan.
 
Hal ini semakin didukung oleh data dari Badan Siber dan Sandi Negara yang juga mengungkapkan sepanjang Januari hingga Agustus 2020, terdapat hampir 190 juta upaya serangan siber di Indonesia. Ini meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
 
Chief Digital Officer Allianz Life Indonesia Mike Sutton membagi beberapa tips agar aman dari pencurian data pribadi secara online:
 
1. Jangan sembarangan menerima permintaan pertemanan di media sosial.
 
Alangkah baiknya apabila Anda menggunakan fitur private pada akun media sosial Anda. Dengan begitu, Anda dapat mengecek terlebih dahulu setiap orang yang ingin terkoneksi dengan Anda. Terlalu banyak memberikan informasi pribadi di laman profil juga sangat tidak disarankan untuk mencegah penipu mengakses informasi personal.
 
2. Jangan sembarang klik tautan mencurigakan.
 
Jika menerima pesan yang tampak mencurigakan, sebisa mungkin jangan klik tautan apapun atau membuka lampiran dalam pesan tersebut. Peretas mungkin mencuri data Anda melalui tautan tersebut.
 
3. Jangan gunakan password yang mudah ditebak.
 
Biasanya platform online menganjurkan pengguna untuk menggunakan password yang terdiri dari kombinasi huruf, angka, huruf kapital serta simbol untuk meminimalisir password dapat ditebak dengan mudah. Selain memilih password yang tidak terlalu mudah, jangan lupa untuk mengganti password secara berkala.
 
4. Pastikan keamanan jaringan yang digunakan.
 
Terkadang masyarakat terlena dengan tersedianya jaringan WiFi publik. Padahal, memakai jaringan WiFi publik tidak selalu aman karena sangat rentan disusupi hacker jahat yang mencuri data pribadi. Sangat disarankan untuk tidak menggunakan WiFi publik terutama saat melakukan transaksi pembayaran atau membuka akun bank. Dan pastikan log out setelah pemakaian
 
5. Selalu perhatikan keamanan situs.
 
Pastikan situs yang Anda kunjungi, dimulai dengan alamat https:// untuk menjamin keamanan situs. Pertukaran data dalam situs HTTPS terjaga dari pengubahan dan pencurian.
 
6. Manfaatkan penggunaan notifikasi login.
 
Notifikasi login berguna untuk menginformasikan jika ada pihak tak dikenal yang berusaha masuk ke akun Anda. Notifikasi ini biasanya akan dikirimkan melalui e-mail/sms dengan menerangkan jenis gadget, lokasi dan waktu terjadinya login.
 
7. Aktifkan otentikasi dua langkah.
 
Otentikasi dua langkah merupakan langkah verifikasi tambahan untuk masuk ke akun. Salah satu otentikasi dua langkah yang paling sering digunakan adalah kode OTP yang dikirim melalui SMS atau telepon dan jangan memberikan PIN maupun kode OTP ini kepada siapapun.
 
8. Jangan simpan data kartu kredit di website atau akun e-commerce yang tidak kredibel.
 
Saat ingin mendaftarkan kartu kredit untuk pembayaran di e-commerce atau online shop, pastikan kredibilitas dari website dan perusahaan e-commerce atau online shop tersebut agar terhindar dari pembobolan kartu kredit. Jangan lupa untuk segera menghapus data kartu kredit seperti seperti nomor kartu kredit, nama lengkap, nomor CVV sesaat setelah melakukan transaksi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan