Teknologi pengaruhi gaya kepemimpinan. Foto: Medcom.id.
Teknologi pengaruhi gaya kepemimpinan. Foto: Medcom.id.

Perubahan Teknologi Membutuhkan Perubahan Gaya Kepemimpinan

Arif Wicaksono • 19 Januari 2024 18:30
Jakarta: Founder Kubik Leadership Jamil Azzaini mengatakan kepemimpinan yang ada saat ini harus menghadapi dunia dengan berbagai pemicu perubahan yang terjadi dari mulai kecanggihan teknologi, multi-generation, dan situasi pascapandemi.
 
Dia menuturkan perubahan yang ada tentu tidak dapat dihadapi dengan kepemimpinan yang ada, diperlukan kepemimpinan baru yang dapat membantu keberhasilan organisasi.
 
baca juga:  KPPU Mulai Serius Pelototi Persaingan Usaha Ekonomi Digital

"Impactful leader menjadi gaya kepemimpinan yang dibutuhkan saat ini untuk menghadapi dunia yang penuh perubahan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Januari 2024.
 
Impactful leader adalah pemimpin yang memiliki sikap, nilai yang berdampak positif, memberdayakan, menghargai tim dan menginspirasi mereka untuk tampil lebih baik tapi juga memberikan kontribusi positif pada bisnis dan institusi di mana dia bekerja.

"Ada dua kualitas yang menjadi penentu untuk menjadi Impactful Leader yaitu Performance, seberapa pemimpin mampu membawa performa bisnis terbaik, dan Leadership Capability, bagaimana pemimpin memimpin timnya," jelas dia.

Empat pilar

Direktur dari Kubik Leadership Atok R. Aryanto menuturkan untuk menjadi Impactful Leader ada empat pilar yang perlu dijalankan yaitu Embrace Novelty, Create Legacy, Raise Collaboration, & Build Dynasty.
 
Direktur Human Capital Management PLN Indonesia Power Wisnoe Satrijono menuturkan SDM yang saat ini sudah expert di bidang batu bara perlu dipersiapkan dengan mengubah focus untuk juga ahli dalam bidang energi terbarukan.
 
"Hal ini menunjukkan perusahaan yang berhasil bukan hanya berfokus pada profit perusahaan, namun pada pengembangan SDM dan masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Wisnoe Satrijono.
 
Sementara itu, Direktur Corporate Human Asset Argo Manunggal Group Lim Handy Wiedardi menjelaskan sumber daya manusia atau orang adalah salah satu aspek terpenting dari keberhasilan jangka panjang organisasi. Jika tidak ada orang, maka apapun tidak akan pernah terwujud. Untuk itu, di AGM orang menjadi sebuah aset berharga.
 
"Ini mengubah mindset fungsi HR bukan hanya sekadar perekrutan, pengembangan, namun juga terlibat menjadi business partner pada berbagai lini dalam perusahaan untuk memberikan dampak yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan prinsip bisnis dari AGM, yaitu mereka tidak mengejar menjadi yang paling besar, tetapi yang paling baik dalam hal people, planet, dan terakhir profit," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan