Bekerja sama dengan Populix, sebuah lembaga riset, studi ini melibatkan lebih dari 300 responden untuk mempelajari fenomena Affiliate Marketing guna mendukung para pelaku UKM dalam meningkatkan penjualan melalui strategi affiliate marketing di social commerce dan platform e-commerce.
baca juga: Kolaborasi Dorong Peningkatan Kapabilitas UMKM di Bidang Fesyen dan Bisnis |
Affiliate Marketing merupakan suatu bentuk pemasaran dimana perusahaan membayar pihak ketiga (affiliator) untuk mempromosikan dan mendapatkan pelanggan baru.
Menurut data Suara UKM Negeri Vol 4 terkait Social Commerce dijelaskan sekitar 50 persen dari para penjual mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang efektif, sementara 48 persen lainnya merasa sulit untuk mengikuti perubahan algoritma platform yang terus berubah, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan tren penjualan, salah satunya strategi Affiliate Marketing.
Chief Marketing Officer Ninja Xpress Andi Djoewarsa menjelaskan Affiliate Marketing riset Suara UKM Negeri Vol. 5 memberikan insight tentang affiliate marketing dan menemukan empat strategi yang dapat dimanfaatkan oleh para UKM guna optimalisasi pemanfaatan affiliate marketing, dengan mempertimbangkan empat aspek kunci, yaitu orang (people), platform, harga (price), dan kinerja (performance) yang di antaranya adalah:
1. Mayoritas E-Shopper Lebih Memilih Affiliate Marketing dari Pengguna Media Sosial Biasa
Data menunjukkan mayoritas e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa (80 persen), artis atau influencer (69 persen), atau teman mereka sendiri (42 persen).
Lebih lanjut, sebagian besar e-shopper (sekitar 30 persen) memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500, sedangkan 21 persen memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800. Hanya sekitar tiga persen e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8.000 hingga satu juta.
"Hal ini mengindikasikan faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam memengaruhi perilaku pembelian e-shopper melalui affiliate marketing," tegas dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Mei 2024.
2. Social Commerce Menjadi Platform Pemasaran Utama Bagi para Affiliator
Social Commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar.
Para afiliator menggunakan media sosial ini untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan cara membagikan tautan produk bersama dengan konten visual seperti foto atau video, yang dapat menarik perhatian calon pembeli.
Adapun platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee, dengan penggunaan mencapai 71 persen diikuti oleh TikTok Shop yang mencapai 68 persen. Tokopedia digunakan oleh 21 persen affiliate marketing, sementara Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16 persen dan enam persen.
3. Produk Fesyen Menjadi Kategori Paling Banyak dibeli Melalui Affiliate Marketing
Produk fashion merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan persentase mencapai 74 persen, diikuti oleh produk kecantikan (56 persen), produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup (50 persen), aksesori (43 persen ), dan produk makanan dan minuman (40 persen ), sehingga UKM yang bergerak dibidang fesyen, kecantikan, kebutuhan rumah tangga, hingga F&B dapat memanfaatkan affiliate marketing dengan lebih maksimal.
Sementara itu, mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang Rp100.000 hingga Rp250.000, dengan persentase sebanyak 47 persen.
4. Pengiriman Standar Dominan di Kalangan E-Shopper Indonesia
Sebanyak 75 persen e-shopper cenderung memilih pengiriman standar dengan waktu pengiriman 1-2 hari, sedangkan 44 persen lebih memilih pengiriman ekonomi dengan durasi pengiriman 1-4 hari. Sebagian lainnya memanfaatkan layanan pengiriman khusus seperti same day, xpress, cargo, instant, dan sejenisnya.
Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien namun terjangkau secara biaya. Dalam konteks UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Melihat tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM dalam memilih affiliator yang tepat untuk bekerjasama, Ninja Xpress bekerja sama dengan Live Champ yang memberikan akses bagi para UKM untuk bertemu dengan affiliator yang tepat dengan brand mereka.
Rekomendasi affiliator
Live Champ juga memberikan rekomendasi affiliator dan juga membantu dengan skema kerjasama dengan para affiliator sehingga UKM dan juga affiliator dapat bekerja sama dengan efektif dari sisi sumber daya manusia yang mempersiapkan kerjasama, efektivitas pembagian komisi affiliator, hingga membantu UKM untuk memastikan kolaborasi berjalan dengan baik dan sesuai dengan kesepakatan kerjasama.Cindy yang merupakan seorang affiliate marketing dengan followers yang mencapai 80 ribu di platform Tiktok menambahkan tak hanya UKM yang menghadapi kendala dalam pemilihan affiliator sebagai partner pemasaran.
"Terkadang kami para affiliator juga mengalalami kendala yang sama dalam memilih produk mana yang sekiranya cocok untuk kami promosikan dan sesuai dengan karakteristik audiens kami," jelas dia.
Owner dari Urbangeeks, toko online serbaguna yang menjual berbagai produk elektronik seperti speaker, heatset, sampai aksesoris handphone Mahari Hadistian menuturkan toko onlinenya di salah satu social commerce (Tik Tok Shop) berhasil berjualan melalui kerjasama dengan para affiliate marketing,
"Hanya saja terkadang kami mengalami kendala dalam pemilihan affiliator yang tepat untuk produk kami sehingga pemasaran produk berjalan dengan lancar,” tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News