Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur. Foto: Istimewa.
Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur. Foto: Istimewa.

Otentikasi Tanpa Password Perkuat Ekonomi Digital

Arif Wicaksono • 05 Juli 2025 08:36
Jakarta: Publik Indonesia baru-baru ini dikejutkan oleh laporan Cybernews yang menyebutkan kebocoran 16 miliar password, sebuah angka yang melampaui rekor Compilation of Many Breaches (COMB) dengan 10 miliar kredensial pada Juli 2024. 
 
Hal ini sejalan dengan maraknya penipuan dalam ekonomi digital. Dalam kurun waktu November 2024 hingga Mei 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Indonesia Anti-Scam Center (IASC) menerima 135.397 laporan kasus penipuan digital di sektor keuangan, dengan total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp2,6 triliun.
 

Angka ini menunjukkan urgensi untuk memperkuat keamanan digital agar masyarakat merasa aman berinteraksi dan bertransaksi di ranah digital. Meski bukan berasal dari insiden kebocoran baru, penyedia solusi identitas digital VIDA menilai fenomena ini menjadi pengingat krusial akan pentingnya perlindungan data pribadi dan dampaknya terhadap kepercayaan di sektor ekonomi digital.
 
“Kredensial adalah lapisan pertama yang harus dilindungi. Sayangnya, banyak pengguna belum menyadari bahwa kebocoran sekecil apa pun dapat membuka celah bagi serangan siber yang merugikan secara finansial maupun emosional,” ujar Founder dan Group CEO VIDA Niki Luhur dikutip Sabtu, 5 Juli 2025. 

Penggunaan password secara kurang bijak turut berkontribusi pada meningkatnya intensitas serangan penipuan digital, seperti phishing dan social engineering. Data dari VIDA mengungkap fakta yang mengkhawatirkan: 64 persen orang masih mendaur ulang password, dan 80 persen kebocoran data berawal dari password yang lemah, digunakan ulang, atau dicuri. 
 
Pada tahun 2024, “123456” dan “password” masih menduduki peringkat teratas sebagai password yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, password dengan delapan karakter kini dapat dipatahkan dalam waktu kurang dari satu detik.

Ancaman ekonomi digital 

Dampak dari lemahnya perlindungan kredensial ini tercermin jelas dalam maraknya kasus penipuan digital yang terus meningkat, mengancam pertumbuhan ekonomi digital.  Melihat data tersebut, VIDA mendorong masyarakat untuk lebih waspada dalam menjaga keamanan digital, dimulai dari pemilihan dan pengelolaan password yang tepat. 
 
Dia menyarankan pengguna kerap memakai kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol dengan panjang minimal 24 karakter, ubah setiap 90 hari, dan hindari penggunaan password yang sama di berbagai akun. Lapisan perlindungan tambahan juga dapat diperkuat dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada aplikasi dan perangkat.
 
"Sebagai bagian dari komitmennya dalam membangun ekosistem digital yang lebih aman dan mendukung perkembangan ekonomi digital, VIDA tidak hanya fokus pada peningkatan awareness konsumen terhadap keamanan digital, tetapi juga mengedepankan pendekatan menyeluruh yang mencakup penyediaan solusi teknologi bagi pelaku industri," tegas dia. 
 
Salah satunya melalui VIDA FaceToken, teknologi berbasis biometrik yang menggabungkan face matching, liveness detection, dan device authentication dalam satu proses yang aman dan seamless.
 
Teknologi ini memastikan hanya pengguna asli yang dapat mengakses akun atau melakukan transaksi, serta memberikan perlindungan maksimal. Berbeda dengan password yang rentan terhadap phishing, FaceToken tidak memerlukan kode atau informasi yang mudah disadap, sehingga lebih tahan terhadap manipulasi seperti social engineering yang kerap mengincar celah keamanan dalam transaksi digital.
 
VIDA juga menghadirkan VIDA PhoneToken, teknologi autentikasi berbasis perangkat yang memanfaatkan Public Key Infrastructure (PKI) untuk menjamin keaslian transaksi digital. Setiap perangkat dikaitkan langsung dengan identitas pengguna, memastikan hanya perangkat terdaftar yang dapat digunakan untuk login atau transaksi.
 
Dengan metode ini, proses autentikasi tidak lagi bergantung pada OTP berbasis SMS yang rawan disadap melalui fake BTS atau SIM swap fraud, yang sering menjadi modus penipuan di sektor keuangan digital.
 
“Kombinasi ini menghadirkan perlindungan berlapis. Jika perangkat dicuri, seluruh akses tetap membutuhkan verifikasi biometrik, sehingga data dan transaksi di berbagai platform digital tetap aman. Inovasi-inovasi ini merupakan langkah konkret VIDA dalam mewujudkan ekosistem ekonomi digital yang lebih tangguh dan tepercaya bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan