Ajang tahunan ini menjadi forum lintas sektor yang mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan inovator digital dalam satu ekosistem kolaboratif. Tujuannya untuk mempercepat kesiapan UMKM Indonesia menghadapi ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan memastikan mereka tidak tertinggal dalam kompetisi global.
Tema “Nadi Digital UMKM” merefleksikan kesadaran bahwa digitalisasi kini bukan sekadar alat bantu bisnis, melainkan urat nadi ekonomi masa depan. Di tengah perubahan perilaku konsumen dan munculnya model bisnis berbasis data, kemampuan UMKM untuk beradaptasi menjadi faktor penentu keberlanjutan usaha.
“Membantu UMKM naik kelas dan memastikan toko Anda bukan sekadar tempat dilihat, tapi tempat transaksi nyata di dunia digital,” ujar VP & Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan.
Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2025) mencatat, Indonesia memiliki lebih dari 64 juta UMKM yang menyumbang 61% terhadap PDB dan menyerap 97% tenaga kerja nasional. Namun, tingkat digitalisasi pelaku UMKM masih belum merata — dan di sinilah tantangannya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,03% (c-to-c) pada 2024 (BPS) menunjukkan bahwa daya tahan ekonomi Indonesia akan semakin kuat jika transformasi digital di sektor UMKM bisa dipercepat dan diperluas.
Transformasi Digital
Dalam sesi utama bertajuk “Why Digitalization is Non-Negotiable for SMEs in 2025”, Haykal Kamil, Co-Founder & CEO Kals Group, menegaskan bahwa digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi strategi bertahan dan tumbuh.“UMKM yang tidak beradaptasi dengan digitalisasi berisiko kehilangan relevansi. Dunia berubah cepat bukan hanya cara menjual, tapi cara berpikir tentang pelanggan,” ujarnya.
Pesannya sederhana tapi penting: transformasi digital tidak hanya soal adopsi teknologi, melainkan juga perubahan mindset, keberanian berinovasi, dan kemampuan menciptakan nilai baru. UMKM yang mampu membaca data pelanggan, memanfaatkan AI untuk efisiensi, dan mengembangkan kanal digital yang otentik akan menjadi pemenang di pasar yang makin kompetitif.
Nilai tambah lain dari acara ini adalah dimensi kolaborasi lintas negara. Dalam sesi Inspiring Talk, Fred Chan, Founder Rollti (sponsor utama acara), menegaskan pentingnya kerja sama lintas batas untuk memperkuat rantai pasok digital di kawasan.
“Indonesia memiliki potensi luar biasa, bukan hanya karena pasar besar, tapi karena ekosistem UMKM yang adaptif. Kolaborasi seperti ini adalah kunci pertumbuhan ekonomi digital Asia Tenggara,” ujarnya.
Dengan menghubungkan pemerintah, dunia usaha, dan komunitas digital, Exabytes Indonesia berkomitmen memperkuat daya saing nasional di era ekonomi berbasis AI. Melalui inisiatif seperti AI Hosting, Exabytes mendorong UMKM mengoptimalkan data, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjangkau pasar global.
“UMKM adalah nadi perekonomian Indonesia yang kini harus bertransformasi ke era digital. Dengan dukungan teknologi dan AI, pelaku UMKM dapat meningkatkan efisiensi, menjangkau pasar lebih luas, dan tetap relevan di tengah perubahan perilaku konsumen,” tegas Indra Hartawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id