baca juga: Jokowi Tekankan Pentingnya Transformasi Digital Bidang Keuangan |
VP Business Development Privy Rony Tanrim menilai perbankan masih melihat sistem keamanan siber sebagai hal yang baru, sehingga dianggap perlu mengeluarkan biaya tinggi. Padahal sistem keamanan siber merupakan sebuah investasi.
"Kalau dari saya sebenarnya itu klise tapi simple, dalam artian gini, karena saya yakin para pelaku bisnis di industri keuangan atau perbankan ini merasa ini masih dibilang hal baru," kata Rony, dikutip keterangan tertulis, Minggu, 4 Agustus 2024.
Menurut Rony, ada dua hal yang perlu dilakukan industri perbankan, yakni memiliki ISO 27001 dan satu Data Center (DC), serta satu Disaster Recovery Center (DRC) untuk memperkuat keamanan siber.
ISO yang terkait dengan sistem informasi dan data privasi menjadi kekuatan dari dalam suatu bisnis. Sementara DC dan DRC sebagai langkah mitigasi risiko dan keamanan dalam proses digitalisasi.
Rony menjelaskan, perlu kedisiplinan untuk melakukan mirroring data antara DC dan DRC. Butuh waktu beberapa menit untuk menyamakan data nasabah agar tersimpan aman.
"Jadi DRC-nya itu seperti genset. Gampangnya seperti apabila ruangan ini lampunya mati. Tapi saya yakin ibu sudah punya genset yang bisa sepersekian menit menyala,” kata Rony.
pentingnya kepemilikan DRC
Dalam hal ini, Rony menekankan pentingnya kepemilikan DRC bagi sebuah institusi industri keuangan. Privy dapat menjadi salah satu solusi untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada proses keberlangsungan digitalisasi.Sebelumnya, Privy juga menegaskan perlunya inovasi untuk memperkuat keamanan siber industri keuangan dan perbankan dalam Digital Bank Summit 2024 dengan topik "Pemanfaatan Artificial Intelligence (Al) untuk Mencegah dan Mendeteksi Fraud dalam Pembayaran Digital", yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) pada Selasa, 23 Juli 2024 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.
"Penting untuk memastikan keabsahan identitas dan persetujuan yang sah dari pengguna layanan keuangan digital, termasuk bank digital. Sebagai PSrE yang berinduk ke Kominfo, Privy telah mengadopsi teknologi liveness detection, serta 3 Factor Authentication untuk memverifikasi identitas calon nasabah sebelum dapat menyetujui dan menandatangani kontrak digital yang diamankan dengan sertifikat elektronik,” ucap Rony Tanrim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News