Menurutnya, investasi ini menjadi sangat strategis karena melibatkan dua perusahaan nasional yang memiliki jaringan luas.
"Sinergi jaringan keduanya bisa lebih cepat menjangkau banyak pihak untuk masuk ke dalam sistem perbankan dan meningkatkan inklusi keuangan sesuai target pemerintah," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Maret 2021.
Ia menjelaskan integrasi ekosistem kedua perusahaan nasional Gojek dan LinkAja dinilai strategis karena segmen pasar dan use cases mereka bersifat saling melengkapi.
Jangkauan GoPay sudah sangat luas tidak hanya mencakup layanan Gojek tetapi juga sudah bisa digunakan di sektor ritel dan bisnis serta UMKM.
Sementara, LinkAja berfokus pada pembayaran ritel, layanan publik dan kebutuhan sehari-hari di kota-kota tier 2 dan 3 di Indonesia. kehadiran LinkAja juga dinilai akan memungkinkan para pelaku UMKM di dalam ekosistem Gojek bisa menjangkau pasar yang lebih luas secara lebih cepat.
"UMKM diuntungkan karena mereka mendapatkan alternatif pembiayaan dan jalur pembayaran," ungkapnya.
Pasalnya, Gojek sebagai pemilik GoPay memungkinkan untuk memberikan akses keuangan yang lebih mudah kepada pelanggan dan juga mitra bisnisnya. Roy pun berharap kolaborasi Gojek, Gopay, dan LinkAja akan berjalan dengan baik dan lancar.
"Akan terdapat skala ekonomi yang lebih besar jika ini berjalan lancar sehingga terjadi efisiensi. Efisiensi tersebut dapat diterjemahkan dengan pelayanan dan harga yang bagus bagi customer," jelasnya.
Aplikasi dompet digital LinkAja mengumumkan telah menerima investasi dari Gojek. Gojek melengkapi masuknya Telkomsel, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventura Investama dan Grab sebagai pemegang saham seri B di Oktober 2020 sehingga total pendanaan saham seri B LinkAja menjadi lebih dari USD100 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News