Platform ini menghadirkan era baru Agentic AI, teknologi kecerdasan buatan otonom yang mampu bernalar, merencanakan, dan menyelesaikan tugas kompleks tanpa intervensi manusia.
Peluncuran ini bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga tonggak strategis dalam upaya memperkuat daya saing ekonomi digital nasional di tengah kompetisi global.
Ekonomi digital Indonesia telah tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan nilai yang diproyeksikan menembus USD160 miliar pada 2025 menurut laporan Google Temasek Bain.
Namun, laju pertumbuhan ini mulai menghadapi tantangan baru dengan inefisiensi operasional, biaya tenaga kerja tinggi, dan kesenjangan adopsi teknologi di kalangan pelaku usaha menengah. Inilah ruang di mana Agentic AI berperan bukan hanya mempercepat otomatisasi, tetapi menghadirkan lapisan kecerdasan yang dapat mengambil keputusan secara otonom.
“Agentic AI bukan tentang menggantikan manusia, tapi memberdayakan mereka,” ujar CEO ICS Compute Budhi Wibawa.
Dia menegaskan ketika pekerjaan rutin diambil alih AI, manusia bisa fokus pada kreativitas, inovasi, dan strategi tiga fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital.
Melalui sistem low-code dan multi-agent collaboration, pelaku usaha dapat menciptakan mitra kerja digital yang mampu menyelesaikan proses bisnis secara mandiri, mulai dari rekrutmen hingga analisis legal.
Contohnya, tim HR dapat menginstruksikan AI untuk menyeleksi ratusan CV dan menjadwalkan wawancara, sementara agen legal menganalisis dan menyusun ringkasan kontrak tanpa keterlibatan manual.
Dalam konteks ekonomi digital, efisiensi seperti ini berarti waktu ke pasar (time-to-market) yang lebih cepat, penghematan biaya operasional, serta kualitas keputusan yang lebih konsisten faktor penting dalam menjaga daya saing industri di era hiperotomasi.
Selain itu, dengan memastikan residensi data di Wilayah AWS Asia Pasifik (Jakarta) dan menerapkan prinsip Human-in-the-Loop (HITL) untuk transparansi, ICS Compute menegaskan komitmennya terhadap keamanan dan tata kelola data dua pilar penting dalam ekonomi digital yang berdaulat.
Peluang baru di berbagai sektor strategis
Pendekatan ini membuka peluang baru bagi integrasi Agentic AI di berbagai sektor strategis mulai dari keuangan, logistik, hingga pemerintahan digital. Setiap agen AI beroperasi melalui siklus kognitif yang menyerupai cara berpikir manusia: persepsi, penalaran, perencanaan, eksekusi, dan refleksi.Dengan kemampuan belajar dan beradaptasi, Redpumpkin.AI dapat menjadi tulang punggung operasional ekonomi digital yang semakin kompleks dan terdistribusi.
Menurut laporan Boston Consulting Group (BCG), teknologi Agentic AI diperkirakan akan berkontribusi hingga 17% terhadap nilai ekonomi AI global dan tumbuh hampir dua kali lipat pada 2028. Pasar ini juga diproyeksikan berkembang dengan CAGR 44–46% hingga 2030, mencapai nilai hingga USD42 miliar secara global.
Di Indonesia, dampaknya bisa jauh lebih besar. Dengan lebih dari 65 juta UMKM dan bonus demografi digital, Agentic AI berpotensi menjadi akselerator bagi penciptaan produktivitas baru mempercepat transisi ekonomi dari berbasis tenaga kerja ke ekonomi berbasis kecerdasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id