Visa menemukan pergeseran kebiasaan ini setelah melakukan survei Visa yang melibatkan konsumen dari 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Menurut survei tersebut, enam dari sepuluh responden Indonesia atau sekitar 62 persen mulai membentuk kebiasaan nontunai dengan lebih memilih untuk membayar dengan menggunakan kartu atau aplikasi mobile dibandingkan dengan uang tunai.
Selain itu, proporsi yang sama mengatakan mereka berniat untuk tetap menggunakan pembayaran digital dan tidak kembali ke uang tunai ketika kondisi darurat saat ini berakhir.
"Kami berbagi temuan ini dengan harapan dapat mendukung ekosistem keuangan di Indonesia dengan data untuk beradaptasi dan menyambut realita baru. Saya percaya melalui wawasan dan kolaborasi yang tepat, kita dapat bersama-sama memajukan perekonomian Indonesia menjadi lebih sigap dan terinformasi," kata Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman dalam keterangan tertulis yang diperoleh Medcom.id, Kamis, 11 Juni 2020.
Ia menjelaskan, meskipun kesehatan fisik tetap menjadi perhatian utama di seluruh dunia berdasarkan survei memperlihatkan masyarakat Indonesia sangat peduli dengan kesehatan keuangan mereka. Sebanyak empat dari lima atau 78 persen masyarakat Indonesia setuju bahwa situasi saat ini mengharuskan mereka untuk lebih proaktif dalam perencanaan keuangan, sementara 55 persen responden mengindikasikan kekhawatiran akan jatuh sakit.
Selain itu, banyak konsumen Indonesia yang mencoba e-commerce untuk pertama kalinya dan berniat untuk semakin sering belanja online ke depannya. Berdasarkan survei, sebanyak 56 persen responden Indonesia mengatakan mereka kemungkinan besar akan meningkatkan belanja online mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan persentase responden global 35 persen dan di Asia Pasifik 47 persen.
Dalam hal pengalaman berbelanja, lanjutnya, sebanyak 56 persen responden Indonesia mengatakan bahwa belanja online memberikan pengalaman yang lebih positif dibandingkan dengan belanja tatap muka, sementara hal yang sama diutarakan oleh 46 persen responden di Asia Pasifik dan 37 persen responden global.
Survey ini juga menunjukkan kebiasaan nontunai yang mulai terbentuk di seluruh dunia. "Intensi untuk membayar di masa depan juga konsisten di seluruh dunia, yang mana konsumen di Indonesia sebanyak 62 persen, Asia Pasifik 75 persen dan seluruh dunia 66 persen memilih untuk tetap menggunakan pembayaran elektronik daripada uang tunai ketika aktivitas sehari-hari kembali berlanjut," tuturnya.
Perencanaan keuangan juga menjadi perhatian utama banyak responden, dengan 78 persen responden Indonesia meyakini mereka harus lebih proaktif dalam mengelola keuangan mereka di masa sekarang, lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Asia Pasifik 74 persen dan global 70 persen.
Adapun, responden Indonesia cukup optimis dengan pemulihan ekonomi, dimana 64 persen percaya bahwa perekonomian akan pulih dengan cepat saat tantangan kesehatan saat ini terkendali, optimisme yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 40 persen responden di Asia Pasifik dan 31 persen responden global.
"Tantangan di saat ini semakin mempercepat adopsi teknologi digital oleh masyarakat, termasuk di ranah pembayaran, seiring beralihnya konsumen dan pelaku usaha ke perdagangan digital, dan dengan semakin dirasakannya manfaat dari dunia digital yang serba lancar dan terhubung. Percepatan digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan ini sepertinya akan menjadi sebuah pondasi the new normal," tukas Riko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id