Tern belanja digital. Foto: Medcom.id.
Tern belanja digital. Foto: Medcom.id.

Riset: Generasi Milenial dan Gen Z Punya Pola Belanja Berbeda di Era Ekonomi Digital

Arif Wicaksono • 09 Desember 2023 07:00
Jakarta: Pesatnya perkembangan teknologi, pengaruh media sosial, dan akselerasi digital yang dibawa oleh pandemi Covid-19 membuat perilaku orang Indonesia dalam berbelanja, mencari informasi, bahkan berinvestasi, telah mengalami transformasi besar dalam lima tahun terakhir.
 
Seiring dengan pergeseran perilaku yang terus berubah, layanan penyedia data dan insights, Populix, melakukan sebuah studi komprehensif untuk mendalami perilaku konsumsi milenial dan Gen Z di era teknologi yang membentuk peta bisnis pada 2024. Hasil studi yang berjudul “Indonesia Digital Economic and Financial Outlook 2024” ini mengungkap peran teknologi membawa perubahan terhadap perilaku belanja dan aspirasi keuangan milenial dan Gen Z.
 
baca juga: Ekonomi Digital Buka Jalan Keluar Indonesia Lepas dari Middle Income Trap

CEO Populix Timothy Astandu mengatakan sebagai generasi paling aktif dan melek digital, milenial dan Gen Z akan berada di poros ekosistem ekonomi digital yang mendorong lahirnya inovasi-inovasi baru. Riset memperkirakan akan semakin banyak konsumen yang mencari investasi jangka panjang, semakin banyak peningkatan integrasi teknologi ke layanan keuangan, dan pergerakan positif dalam hal inklusi keuangan pada 2024.
 
"Hal ini tentu membawa peluang dan tantangan bagi pelaku bisnis, institusi keuangan, dan pemerintah, sehingga riset dan data menjadi semakin penting untuk mengambil keputusan yang tepat.” tegas dia dalam risetnya dikutip Sabtu, 8 Desember 2023.

Tren Perilaku Belanja Gen Z dan Milenial

Riset menunjukan milenial dan Gen Z menunjukkan perbedaan perilaku belanja yang cukup signifikan. Sebagai generasi yang tengah berada di fase berkeluarga, milenial cenderung memiliki tanggung jawab lebih dalam hal perencanaan keuangan. Mereka memiliki pos-pos anggaran yang lebih matang untuk berbelanja, berinvestasi, bahkan menyiapkan anggaran untuk masa depan seperti dana pendidikan. Oleh karena itu, milenial lebih memprioritaskan berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.
 
Di sisi lain, sebagai generasi yang lahir di era teknologi dan tumbuh dalam paparan media sosial, perilaku belanja Gen Z cenderung dipengaruhi oleh tren dan mentalitas Fear of Missing Out (FOMO). Hal ini mendorong mereka untuk terus berupaya mengikuti perkembangan dengan membeli produk-produk terkini, serta lebih memprioritaskan berbelanja kebutuhan gaya hidup yang bersifat impulsif.

Terkait platform belanja, e-commerce menjadi tempat belanja yang paling diminati, dengan 54 persen responden menyatakan preferensi terhadap platform ini.  Sebaliknya, berbelanja langsung di toko masih diminati oleh sebanyak 42 persen responden dengan mayoritas berasal dari kalangan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Sementara itu, 3 persen responden yang didominasi Gen Z memiliki kecenderungan untuk berbelanja melalui platform media sosial.
 
Berbelanja secara online biasa dilakukan setiap 2 sampai 3 kali dalam sebulan, terutama oleh responden di area Bodetabek. Selain itu, studi juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki anak cenderung berbelanja lebih banyak dibandingkan responden lajang.
 
“Milenial dan Gen Z menunjukkan preferensi untuk berbelanja melalui platform-platform online, baik melalui e-commerce maupun social commerce, tanpa terkecuali media sosial. Kami melihat tren ini akan terus berlanjut dan berpotensi besar secara jangka panjang bagi industri logistik Tanah Air,” ungkap Chief Sales Officer Lion Parcel Arif Wibowo.
 
Kemajuan teknologi memegang peranan besar terhadap perubahan perilaku dan preferensi konsumen. Sebanyak 58 persen  responden menyatakan bahwa kini mereka membandingkan produk dan harga secara online sebelum melakukan transaksi.
 
Selain itu, 53 persen responden mengatakan lebih sering menggunakan pembayaran digital atau e-wallet dalam berbelanja dan 51 persen responden lebih sering berbelanja melalui e-commerce berkat kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan.

layanan online dalam kehidupan Gen Z

Adapun beberapa layanan online yang kini menjadi bagian penting dari kehidupan Gen Z dan milenial adalah e-wallet (68 persen), disusul dengan platform belanja online untuk kebutuhan sehari-hari (55 persen), trasportasi online (46 persen), aplikasi pemesanan makanan (45 persen), telemedicine (34 persen), video streaming (32 persen), produk smart home (21 persen), dan berlangganan pada aplikasi digital (17 persen ).
 
Meski demikian, studi menunjukkan bahwa baik milenial maupun Gen Z setuju bahwa menabung (78 persen) dan berinvestasi jangka panjang (58 persen) merupakan tujuan keuangan yang dianggap paling penting, disusul oleh tabungan pensiun (45 persen), tabungan untuk membeli rumah (45 persen), memulai bisnis (40 persen), membeli mobil baru (26 persen), liburan ke luar negeri (21 persen), dan tabungan pendidikan anak (21 persen ). Adapun lima prioritas tujuan keuangan dari milenial dan Gen Z meliputi dana darurat, investasi, dana pensiun, membayar utang, dan menabung untuk membeli barang tertentu.
 
Direktur Program INDEF Esther Sri Astuti menuturkan di tahun 2024, ekonomi digital diproyeksikan akan terus bertumbuh secara positif bahkan mencapai dua kali lipat di 2025.
 
"Prospek ekonomi digital sangat besar didorong oleh pergeseran perilaku dari milenial dan Gen Z sebagai kelompok konsumen terbesar. Oleh karena itu, butuh peran dari industri finansial, baik dari sektor banking maupun non-banking, untuk mendukung pemerataan ekonomi digital, serta regulasi yang kuat dari pemerintah untuk melindungi data pengguna dan keamanan pengguna dari serangan siber,” ungkap dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan