Head of Corporate Communications Traveloka, Reza Amirul Juniarshah, telah menyampaikan klarifikasi dan hasil investigasi internal terkait dugaan kebocoran data pengguna.
“Kami (juga) tak ada sangkut pautnya dengan beredarnya informasi bukti pemesanan terkait salah satu konsumen,” kata Reza dalam keterangan resminya, Senin, 10 Mei 2021.
Traveloka berkomitmen melindungi data pribadi konsumen dengan menerapkan sistem keamanan ketat sekaligus berlapis.
“Termasuk prosedur fisik, teknis, maupun organisasi untuk mencegah akses, pengumpulan, penggunaan, pengungkapan, penyalinan, modifikasi, pembuangan, atau risiko serupa lain yang dapat merugikan konsumen,’’ imbuhnya.
Menyoal ini, Pengamat Sekuriti dan Finansial Vaksincom, Alfons Tanujaya menyampaikan ulasan. Di era digital, transaksi via aplikasi tak terhindarkan karena membuat hidup jadi lebih efisien.
Terkait keamanan akun aplikasi, ada tiga pihak yang patut disorot. Pertama, penyedia aplikasi. Mereka wajib mengamankan data. Data adalah amanat bukan berkat. Amanat harus dijaga sebaik-baiknya.
Kedua, pemerintah. Mereka harus menerapkan satu standar dalam mengelola sekaligus mengamankan data. “Saat ini menurut saya belum ada badan khusus yang mengelola data pribadi untuk kemudian menjadi ‘wasit.’ Ia punya kewenangan untuk menerapkan sanksi jika terjadi pelanggaran. Tata kelolanya menggunakan ISO: 270001 agar lebih terstruktur dan jelas,” urai Alfons.
Ketiga adalah konsumen. Oleh karena itu, Alfons mengingatkan inisiatif mengamankan data diri juga perlu tumbuh dari pihak konsumen. Itu bisa dimulai dengan mengindahkan dua hal sebelum mengunduh aplikasi layanan ke gadget.
Pertama, pilih aplikasi yang punya layanan bagus dan menerapkan setidaknya two factors authentication (autentikasi dua faktor). Pertama, pastikan aplikasi ini memiliki setidaknya autentikasi dua faktor. Dengan ini, data Anda menjadi lebih sulit diretas.
“Mengapa penting melindungi data diri? Di era digital, data diri yang tersimpan di jalur digital lebih berharga daripada minyak bumi. Akses ini mudah dicuri jika hanya mengandalkan user name dan password,” cetus Alfons.
Kedua, mengganti password secara berkala boleh tapi jangan terlalu sering. Terlalu sering ganti password berpotensi bikin bingung dan akhirnya malah lupa. “Lakukan setahun sekali sebagai penyegaran tak masalah,” tambah Alfons.
Ketiga, tak mungkin Anda hanya mengunduh satu aplikasi di ponsel. Artinya, makin banyak aplikasi makin banyak nama dan kata sandi yang mesti dihafal.
“Pakai password manager yang memungkinkan Anda punya password master buat memayungi nama dan kata sandi. Di sanalah, beragam kata sandi ciptaan Anda bersemayam dengan aman," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News