"Kinerja positif Permata Bank merupakan hasil dari pendapatan bisnis utama yang tetap berjalan baik serta penjualan sebagian porsi aset pinjaman bermasalah sebagaimana yang telah direncanakan. Dalam rangka memperkuat permodalannya," ucap Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto, dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis 20 April 2017.
Laba yang cukup baik di kuartal pertama tahun ini, kata Prijono, karena rasio kredit bermasalah kotor emiten yang berkode BNLI ini menurun yakni dari 8,8 persen pada akhir 2016 menjadi 6,4 persen pada akhir Maret 2017. Sedangkan rasio kredit bermasalah bersih Permata Bank stabil di 2,2 persen.
Di tahun ini, emiten yang 44,6 persen sahamnya dimiliki oleh PT Astra International (ASII) ini diharapkan dapat melaksanakan rights issue sejumlah Rp3 triliun pada semester pertama 2017. Kedua pemegang saham utama Permata Bank, Astra International dan Standard Chartered Bank, telah menyertakan capital advance sejumlah Rp1,5 triliun pada Desember 2016.
Selama 2016, Permata Bank memikul beban berat. Sebab, perusahaan harus menanggung rugi bersih hingga Rp6,48 triliun. Kerugian itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan. Padahal di 2015, Permata Bank masih membukukan laba Rp247,1 miliar.
Kinerja Permata bank harus tertekan akibat tingginya rasio kredit bermasalah (NPL) gross tahun lalu yang mencapai 8,83 persen atau naik 222,2 persen dibandingkan periode yang sama di 2015 sebesar 2,74 persen. Sedangkan posisi NPL secara nett tercatat sebesar 2,24 persen, naik jika dibandingkan di 2015 yang hanya mencapai 1,40 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id