PT Kresna Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) menyatakan bila Bali United berhasil melantai di bursa akan menjadi klub sepak bola pertama yang masuk ke industri pasar modal.
Adapun nilai saham yang rencananya akan dilepas ke publik setara dengan 33,3 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
"Sekitar 33,3 persen nama PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. Ini akan jadi klub pertama," kata Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto di Gedung BEI, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2019.
Hasil dana dari aksi ini ditaksir bisa mencapai lebih dari Rp100 miliar. Rencananya akan digunakan untuk investasi dan modal kerja. Sejauh ini, diketahuinya Bali United tidak memiliki utang, sehingga alokasi dana yang diperoleh dari IPO tidak digunakan untuk membayar utang.
"Untuk investasi 30 (persen) sekian, sisanya modal kerja, tidak ada utang," ucap dia.
Saat ini pihak Bali United tengah melakukan pembicaraan dengan bursa. Adapun, Bali United memiliki aset sekitar Rp120 miliar dengan modal perusahaan sebesar Rp108 miliar.
"Ini lagi kita bicara sama semuanya, belum tahu ini nanti kita finalkan," ungkap dia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setya sebelumnya mengatakan pembicaraan antara Bali United dengan pihak bursa lebih banyak terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat masuk ke bursa saham.
Dengan menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di bursa, hal tersebut tidak hanya dapat mendorong kinerja perusahaan, tapi juga diharapkan dapat meningkatkan aspek tata kelola dan akuntabilitas di mata publik.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Persija Jaya Jakarta (Persija) Kokoh Afiat sebelumnya juga mengatakan Persija akan melantai di bursa saham dengan melakukan IPO sebelum akhir Desember 2019. Dengan berada di bursa saham, Persija berharap dapat menambah pundi-pundi pendapatan mereka yang beberapa tahun terakhir dinilai "merah".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News