"Kita patut berbangga saat ini Indonesia penerbit sukuk negara terbesar di dunia," ujar Presiden dalam acara silaturahim stakeholders keuangan di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Dengan begitu instrumen keuangan berbasis syariah di Tanah Air memiliki potensi besar dalam pembangunan nasional. Namun demikian, kata Jokowi, masyarakat diberikan kebebasan untuk menggunakan SBSN atau sukuk konvensional.
"Berarti kita miliki alternatif dalam berinvestasi. Ini lah kebinekaan negara kita," imbuhnya.
Terkait pengembangan ekonomi syariah, Jokowi mengaku Indonesia masih berada jauh di bawah Malaysia, Inggris dan Korea Selatan, yakni 5 persen.
Padahal di Malaysia 30 persen. Dalam jumlah pun kita kalah oleh Inggris dan Korsel," tandas Jokowi.
Sekadar informasi, untuk memenuhi beragam kebutuhan terhadap instrumen likuiditas dan investasi, Sukuk Negara diterbitkan dalam berbagai variasi instrumen, diantaranya Project Based sukuk (PBs), Surat Perbendaharaan Negara syariah (SPN-s), sukuk Negara Ritel (SUKRI dan sukuk Tabungan), sukuk Dana Haji Indonesia (sDH), dan Sukuk Global.
Adapun total akumulasi penerbitan Sukuk Negara dari 2008 hingga 2016 mencapai Rp565,7 triliun, dengan outstanding sebesar Rp411,7 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News