"Panjang landasan cukup panjang untuk standar internasional, masih pertimbangkan berapa meternya, pembebasan lahan masih proses," ujar Direktur Gudang Garam, Istata Taswin Siddharta, dalam paparan publik Investor Summit 2018 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 Agustus 2018.
Prosedur pembebasan lahan dan pembangunan bandara sesuai ketentuan pemerintah bakal dipatuhi. Istata memastikan pihaknya tidak akan memaksakan tenggat waktu dimulainya pembangunan yang diprediksi merogoh dana anggaran maksimal Rp10 triliun ini.
"Target bandara kalau mau realistis enggak mungkin selesai setahun atau dua tahun, siap komersil mungkin dua tahun," tuturnya.
Pembangunan bandara ini diklaim bukan merupakan diversifikasi usaha baru perusahaan yang akan tetap fokus pada bisnis rokok. Istata menegaskan proyek bandara sepenuhnya merupakan bentuk kontribusi perusahaan kepada masyarakat Kediri.
"Kami ingin bisa digunakan lebih cepat, tapi kendala lain juga masih banyak dan tidak saya sampaikan," ungkapnya.
Proyek bandara ini mendapat dukungan pemerintah pusat yang dimasukan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Penetapan tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Hingga saat ini, lanjut dia, Gudang Garam telah menghabiskan dana internal sebesar Rp1 triliun dalam proyek yang rencananya bakal bersinergi dengan bisnis transportasi udara Surya Air. Rencana untuk melakukan kerja sama pendanaan pun masih terbuka sembari menunggu proses pembebasan lahan.
"Dengan status PSN pemerintah juga support dengan kendala yang ada, itu sangat bantu. Masih open apakah akan gandeng (kerja sama pendanaan) atau tidak, kami masih pikirkan semua itu angkanya Rp1 triliun sampai Rp10 triliun," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id