Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso memaparkan hingga akhir Juli 2018 kontrak baru tercatat sebesar Rp3,5 triliun dari pekerjaan civil work proyek runway 3 Bandara Soekarno-Hatta Section 1 serta runway dan ruas Tol Gempol-Pasuruan.
Total order book perseroan pada periode tersebut tercatat sebesar Rp12,5 triliun termasuk carry over 2017 sebesar Rp9,0 triliun.
"Perolehan kontrak baru ini meningkatkan keyakinan perseroan dapat mencapai target perolehan kontrak baru 2018 sebesar Rp7,5 triliun sampai Rp8,0 triliun, sehingga diharapkan total order book 2018 dapat tercapai sebesar Rp16,5 triliun," ucap Benny dalam paparan publik Investor Summit 2018, di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 Agustus 2018.
Selama semester pertama 2018, coal hauling dan civil work masih mendominasi perolehan kontrak baru masing-masing sebesar 69 persen dan 18 persen. Menurut Benny, progres selanjutnya diproyeksikan untuk merampungkan kontrak proyek infrastruktur tol Pandaan-Malang, tol Manado-Bitung, Bendungan Way Sekampung, Bendungan Leuwi Keris. Dua proyek bandara juga tengah dilakukan yakni Bandara Kulon Progo dan proyek Runway 3 Bandara Soekarno Hatta Section 1 dan 2.
"Realisasi order book yang telah didapatkan bakal menjadi prioritas PP Presisi sebagai bagian dari upaya meningkatkan stakeholders value secara berkelanjutan," ujarnya.
Transformasi juga telah dilakukan dengan membentuk lini bisnis baru secara organik yaitu erector. Menurut Benny, PP Presisi mendapat kontrak pekerjaan erector untuk pembangkit listrik Bangkanai. Selain itu inovasi juga dilakukan dalam pengembangan preform.
"Preform merupakan teknologi baru di bidang bekisting yang dapat mengerjakan dengan lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dengan metode konvensional," ucap dia.
PP Presisi pun telah meningkatkan engineering capacity dengan memiliki kemampuan untuk melakukan mining services secara terintegrasi. Kontrak pengerjaan akan dimulai dari sebuah tambang batu bara yang berlokasi di Penajam, Paser, Kalimantan Timur senilai Rp427 miliar pada September 2018.
Benny menambahkan, PP Presisi akan memasuki bisnis dredging secara organik melalui kerja sama dengan BUMN lainnya. Penguasaan produksi oleh perusahaan lokal dinilai bakal menghemat bahkan menambah devisa negara.
"Bisnis dredging memiliki prospek cerah mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia serta pangsa pasar yang selama ini dinikmati oleh perusahaan-perusahaan dredging Belanda," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News