Mengutip Bloomberg, Jumat, 29 November 2019, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp14.095 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp14.095 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.887 per USD.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat sedikit melemah di akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), ketika negara itu merayakan Hari Thanksgiving dan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,04 persen pada 98,3333 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,1009 dari USD1,1004 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2907 dari USD1,2912 di sesi sebelumnya.
Dolar Australia turun menjadi USD0,6767 dibandingkan dengan USD0,6778. Dolar AS dibeli 109,52 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 109,57 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9989 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9995 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3280 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3281 dolar Kanada.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani dua Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk menunjukkan dukungan AS kepada demonstran pro-demokrasi di Hong Kong. Langkah itu dilakukan meski ada ancaman dari Pemerintah Tiongkok.
Legislasi yang pertama mengharuskan Departemen Luar Negeri AS, setidaknya setiap tahun sekali, memastikan secara resmi bahwa Tiongkok akan tetap menjamin otonomi Hong Kong. Hal itu menjadi syarat untuk mendapatkan status perdagangan khusus.
Undang-undang kedua melarang ekspor gas air mata, semprotan merica, peluru karet ,dan berbagai senjata yang tidak mematikan kepada polisi Hong Kong. Tiongkok memperingatkan AS bahwa Tiongkok akan mengambil langkah-langkah pembalasan tegas dalam menanggapi undang-undang AS yang mendukung pemrotes anti-pemerintah di Hong Kong.
Investor khawatir bahwa langkah itu mungkin menunda lebih lanjut perjanjian awal antara Amerika Serikat dan Tiongkok untuk mengakhiri perang dagang mereka yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News