Direktur Utama Pefindo Salyadi Syahputra menyebutkan, selama ini penerbitan obligasi masih banyak didominasi oleh sektor keuangan, seperti perbankan maupun lembaga pembiayaan yang lainnya. Padahal perbankan untuk mencetak obligasi, maka akan terjadi dua kali intermediasi.
"Pertama dari biaya penggalangan dana obligasi dan biaya dana perbankan. Jika sektor rill menerbitkan maka akan langsung dimanfaatkan untuk membiayai investasi mereka, dan bisa menurunkan biaya ekonomi seperti keinginan pemerintah," ucap Salyadi, ditemuid di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Sampai dengan November 2016, Pefindo mencatat penerbitan obligasi sebesar Rp104,1 triliun. Hingga akhir 2016, Pefindo memproyeksikan bisa mencapai Rp110 triliun.
Dengan masih kecilnya partisipasi sektor rill menerbitkan obligasi, kata Salyadi, maka Pefindo akan meningkatkannya lebih besar lagi, dari porsi saat ini. Pasalnya, proyeksi makroekonomi di tahun depan akan lebih baik, seperti ekonomi maupun tingkat inflasi.
"Kita juga tidak ingin menurunkan nilai penerbitan obligasi instutusi keuangan tapi meningkatkan porsi obligasi institusi keuangan," ucap Salyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News