Laba yang tumbuh tipis disebabkan total pendapatan bersih perseroan tumbuh 25,2 persen menjadi USD2,45 miliar dari posisi sebesar USD1,96 miliar di akhir 2016. Pendapatan dari bisnis petrokimia sebesar USD2,41 miliar atau tumbuh 25,3 persen dibanding pendapatan yang sama tahun 2016. Kontribusi pendapatan dari bisnis petrokimia sebesar 98,6 persen dari total pendapatan group BRPT.
"Peningkatan kinerja Barito Pacific tahun lalu didukung oleh pertumbuhan kinerja cemerlang dari sejumlah anak usaha, terutama Chandra Asri. Selain itu, peningkatan pendapatan juga dipengaruhi oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sisi pengeluaran/beban," ungkap Direktur Utama Barito Pacific Agus Salim Pangestu, dalam keterangan resminya, Senin, 5 Maret 2018.
Agus Salim optimistis tren kinerja positif grup Barito Pacific masih akan terus berlangsung pada tahun ini hingga beberapa tahun kedepan. Hal itu seiring dengan ekspansi bisnis dan kinerja CAP, yang ditargetkan dapat meningkatkan produksi olefin mencapai 4,1 juta ton pada 2020, serta pembangunan komplek petrokimia kedua yang akan memproduksi satu juta ton ethylene dan akan beroperasi pada 2023.
Selain itu, kata Agus, Barito masih memiliki rencana ekspansi strategis dengan melakukan diversifikasi usaha melalui akuisisi Star Energy Group (pembangkit listrik panas bumi) yang ditargetkan selesai pada Juni 2018.
Guna memuluskan rencana tersebut, dia mengaku, perseroan berencana menerbitkan saham baru (rights issue) sebanyak 5,6 miliar lembar saham, dengan target perolehan dana mencapai USD1 miliar yang akan dimintakan persetujuan pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 11 April 2018.
Ekspansi usaha lainnya yang dilakukan Group Barito adalah masuk ke sektor pembangkit listrik batu bara dengan mendirikan anak usaha baru PT Indo Raya Tenaga. Perusahaan tersebut hasil joint venture antara anak usaha Barito, PT Barito Wahana Lestari dengan anak usaha PT Indonesia Power yaitu PT Putra Indo Tenaga.
PT Indo Raya Tenaga nantinya membangun pembangkit listrik Jawa 9 dan Jawa 10. Dua pembangkit listrik Ultra Supercritical Coal-Fired Power Plant berbahan bakar batubara tersebut diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 2x1.000 megawatt.
“Kami optimistis upaya diversifikasi bisnis perseroan melalui ekspansi ke sektor energi dan didukung pertumbuhan positif dari bisnis petrokimia secara berkelanjutan akan mampu menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan bisnis Barito Group di masa yang akan datang,” pungkas Agus Salim Pangestu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id