Manajemen Wika Gedung akan melakukan IPO. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan)
Manajemen Wika Gedung akan melakukan IPO. (FOTO: MTVN/Dian Ihsan)

IPO, Wika Gedung Bidik Dana hingga Rp2 Triliun

Dian Ihsan Siregar • 26 Oktober 2017 15:33
medcom.id, Jakarta: PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (Wika Gedung) berencana untuk menawarkan sebanyak-banyaknya 4,467 miliar lembar saham atau setara 40 persen setelah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan menawarkan harga saham sekitar Rp290-Rp456 per saham.
 
Direktur Utama WIKA Gedung Nariman Prasetyo mengatakan, dengan menawarkan harga IPO di kisaran Rp290-Rp456 per saham, maka dana segar yang bakal didapat perusahaan sekitar Rp1,295 triliun-Rp2,01 triliun.
 
"Dana segar sebesar 70 persen akan digunakan untuk investasi dan konsesi, sedangkan sisanya 30 persen untuk modal kerja," kata Nariman, ditemui di Hotel Shangri-la, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2017.
Nariman menyatakan, keputusan anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) untuk menawarkan saham kepada publik telah melalui kajian panjang dan pertimbangan matang. Langkah ini dinilai sebagai pilihan terbaik dan strategis bagi perusahaan dalam upaya untuk terus memperkuat pertumbuhan usaha dalam jangka panjang.
 
"Penguatan modal merupakan kebutuhan utama Wika Gedung untuk memperkuat daya saing dan mengoptimalkan peluang pertumbuhan bisnis yang dikelola. Kami percaya, melalui IPO ini Wika Gedung mampu mempercepat akselerasi bisnis, baik konstruksi high rise building maupun investasi pengembangan yang direncanakan. Sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada stakeholders," kata Nariman.
 
Sementara itu, Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital Wika Gedung, Nur Al Fata menuturkan, untuk mengoptimalkan pemanfaatan peluang yang dihadapi, perseroan memiliki tiga strategi bisnis yaitu bisnis inti (core business), backward integration, dan forward integration.
 
Bisnis inti Wika Gedung adalah penyedia jasa konstruksi high rise building. Sementara backward integration berkaitan dengan industri pracetak, modular, dan geoteknik. Strategi tersebut, menurut Nur, merupakan upaya perseroan untuk memperkuat rantai pasokan atas bisnis inti perseroan. Sementara forward integration merupakan langkah lanjutan, di mana perusahaan melakukan investasi dan konsesi untuk memperoleh seluruh pekerjaan konstruksi dari investasi dan konsesi tersebut, serta untuk memperoleh pendapatan berulang.
 
"Ketiga strategi bisnis ini diharap saling memperkuat dan akan menjadi prioritas pengembangan perusahaan. Itu sebabnya alokasi dana IPO untuk investasi dan konsesi porsinya paling besar, karena kami percaya strategi ini akan memberikan dampak bisnis yang signifikan dan berkelanjutan dalam jangka panjang," ujar Nur Al Fata.
 
Managing Director Mandiri Sekuritas Laksono W Widodo menambahkan, IPO Wika Gedung dilakukan pada momentum yang tepat. Pasalnya, anak perusahaan BUMN ini sedang dalam pertumbuhan bisnis yang sangat kuat di tengah industri konstruksi dan infrastruktur yang menjadi perhatian utama pemerintah.
 
Dengan rekam jejak dan pengalaman panjang di industri konstruksi nasional, keputusan Wika Gedung untuk go public akan sangat positif bagi penguatan daya saing perusahaan di masa depan.
 
"Dengan dukungan fundamental dan prospek bisnis yang kuat, saham Wika Gedung diharapkan dapat menjadi pilihan investasi yang menarik bagi investor pasar modal. Posisinya sebagai anak usaha BUMN juga akan memberikan nilai plus bagi emiten," jelas Laksono.
 
Pada aksi korporasi kali ini, lanjut Nariman, Wika Gedung telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi efek (joint lead underwriter), yaitu PT Mandiri Sekuritas (koordinator), PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, dan PT Buana Capital Sekuritas.
 
Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 26 Oktober-7 November 2017. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan terbit pada 20 November 2017. Sehingga penawaran umum akan dilaksanakan pada 22-24 November 2017 dan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 November 2017.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(AHL)



LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif