"Situasi makro tahun lalu masih sulit dengan harga batu bara yang masih tertekan akibat kelebihan pasokan dan kapasitas di pasar," ujar Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir, dalam laporannya di keterbukaan informasi BEI, Kamis (23/4/2015).
Namun demikian, lanjut pria yang kerap disapa Boy Thohir ini menegaskan jika neraca dan flexibilitas likuiditas Adaro Energy tetap kokoh dengan tetap menjaga ketersediaan kas dan mengurangi utang. Perseroan pun memperkirakan kondisi pasar masih akan menantang di 2015. Namun demikian, dia meyakini bahwa fundamental jangka panjang untuk sektor batu bara dan energi tetap kokoh.
Adapun fokus perseroan adalah pada keunggulan operasional, menjaga kas, dan pengembangan bisnis. Termasuk memperkuat bisnis logistik dan bergerak ke hilir menuju bisnis ketenagalistrikan.
"Kami tetap berada pada jalur yang tepat untuk menciptakan nilai maksimum dari batu bara Indonesia, termasuk membayar dividen tunai dan membantu membangun negara," beber dia.
Selain itu, pemegang saham juga menyetujui penggunaan laba perusahaan di 2014 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD178,16 juta. Di mana sebesar USD1,78 juta digunakan untuk penyisihan cadangan sesuai pasal 70, Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007.
Sementara sebesar USD75,49 juta atau sebesar 42 persen dari laba bersih digunakan untuk pembayaran dividen tunai final, termasuk dividen tunai interim sebesar USD30,07 juta yang dibayarkan pada 16 Januari 2015.
"Sedangkan sisanya sebesar USD45,42 juta akan dibagikan sebagai dividen tunai final. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, jadwal pembayaran dividen tunai tersebut akan dipublikasikan pada dua surat kabar yang berperedaran secara nasional sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Serta sebesar USD100,89 juta dari laba bersih akan digunakan untuk laba ditahan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News