Perusahaan akan menawarkan 750 juta saham atau sekitar 30,29 persen dari modal yang dikeluarkan dan disetor perseroan dengan kisaran Rp375-Rp450 per saham.
Direktur Utama Ginting Jaya Energi Jimmy Hidayat mengatakan perusahaan membidik dana segar hingga Rp337,5 miliar dari aksi ini. Dana tersebut akan digunakan untuk pembelian rig, pembelian aset berbentuk tanah, pelunasan sebagian utang, dan modal kerja.
"61 persen untuk pengembangan usaha, penambahan tujuh rig workover dan well services, sebanyak 16,4 persen untuk pembelian aset tetap, 10 persen untuk pelunasan utang leasing, dan 12 persen untuk modal kerja," kata Jimmy saat paparan publik di Ballroom Pacific Place, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.
Ia juga menilai, industri minyak dan gas dalam negeri masih akan terus berkembang. Oleh karena itu, menurutnya aksi IPO ini tepat dilakukan saat ini untuk menangkap momentum tahun-tahun mendatang.
Direktur Ginting Jaya Abadi Welly juga menambahkan perusahaan membutuhkan dukungan investasi untuk dapat melakukan ekspansi lima tahun mendatang.
Per 30 April 2019, Ginting Jaya Energi memiliki total aset Rp442,01 miliar dengan total ekuitas Rp250,66 miliar dan liabilitas mencapai Rp191,36 miliar. Pendapatan dan laba perusahaan pada Januari-April 2019 tercatat masing-masing Rp58,12 miliar dan Rp9,63 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News