Sementara itu, meski presentase peningkatan konfirmasi kasus Covid-19 mulai melandai di daratan Tiongkok, peningkatan tinggi saat ini terjadi di Korea Selatan, Italia, dan Iran. Korea Selatan mengumumkan peningkatan 505 kasus baru menjadi 1.766 pada Kamis, 27 Februari 2020.
Samuel Research Team mengungkapkan perdagangan bursa domestik kemarin kembali ditutup turun tajam 2,69 persen ke level 5.535,7 diikuti oleh koreksi pada indeks Sharia yang turun 1,89 persen. Kospi pagi ini diperdagangkan turun 1,58 persen, dengan tekanan jual pada bursa domestik diyakini belum mereda.
"Melihat peningkatan wabah Covid-19 yang meningkat di luar Tiongkok dapat berpotensi negatif (terhadap) rantai ekonomi global," sebut Samuel Research Team, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020.
Di sisi lain, saham-saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tajam pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena investor meninggalkan pasar saham dan berbondong-bondong ke aset safe-haven. Di sisi lain, virus korona masih menjadi ketakutan di global yang imbasnya turut menekan gerak pasar saham.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 1.190,95 poin atau 4,42 persen menjadi 25.766,64. Sedangkan S&P 500 turun sebanyak 137,63 poin atau 4,42 persen menjadi 2.978,76. Indeks Komposit Nasdaq turun 414,30 poin atau 4,61 persen menjadi 8.566,48.
Ketiga indeks utama jatuh ke wilayah koreksi. Sebagian besar dari 30 perusahaan komponen Dow Jones ditutup di wilayah merah, dengan Microsoft dan Dow masing-masing turun sebanyak 7,05 persen dan 6,61 persen. Beberapa nama besar lainnya, seperti Apple, Intel, dan Exxon Mobil, turun lebih dari enam persen.
Semua dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah. Real estat dan energi turun masing-masing 5,59 persen dan 5,47 persen, dua penghambat teratas. Indeks volatilitas Cboe, yang secara luas dianggap sebagai pengukur ketakutan terbaik di pasar saham, melonjak 42,09 persen menjadi 39,16.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News