Mengutip laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/2/2015), pendapatan perseroan menjadi USD1,04 miliar di 2014, atau naik 12,84 persen dari posisi sebelumnya sebesar USD921,64 juta.
Laba bruto naik menjadi USD30,66 juta, dari posisi laba bruto sebesar USD139,89 juta di akhir 2013. Laba usaha perseroan naik menjadi USD249,44 juta di akhir 2014, dari posisi sebesar USD70,14 juta. Laba sebelum pajak perseroan menjadi USD236,93 juta di 2014, dari posisi sebesar USD55,46 juta.
Sementara itu, beban pokok perseroan turun menjadi USD731,43 juta di akhir 2014, dari posisi sebesar USD781,74 juta di 2013. Sedangkan hingga akhir 2014, total posisi aset menjadi USD2,33 miliar, atau naik 2,19 persen dari posisi sebesar USD2,28 miliar di akhir 2013.
Sekadar informasi, Vale Indonesia merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil yang sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk (PT Inco).
Perseroan mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak 1968. Saat ini, perseroan menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang lima persen pasokan nikel dunia. Adapun hasil tambang perseroan berupa nikel laterit/saprolit dan mengolahnya menjadi nickel matte, yang dikirim ke konsumen tetap di Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News