Namun demikian, investor diperkirakan masih optimistis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG). Bahkan, kondisi rupiah diprediksi bergerak stabil.
Analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong memprediksi nilai tukar rupiah pada sepekan ke depan bergerak pada kisaran level Rp13.400-13.500 per USD.
"Fundamental kita masih dalam kondisi baik, suku bunga masih dipertahankan, inflasi juga terjaga. Kami berharap kondisi baik ini tetap terjaga," ujar Lukman kepada Metrotvnews.com, Rabu (23/11/2016).
Dia mengimbau kepada pelaku pasar untuk tidak panik terhadap isu demonstrasi tersebut. Kendati dia mengakui jika pergerakan tersebut dapat memberikan dampak negatif ke pasar keuangan.
"Pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen dalam negeri dan eksternal. Sehingga, pelaku pasar keuangan berharap demo berjalan dengan damai, kalau anarkis bisa memperparah keadaan," tambah Lukman.
Sementara itu, analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada meyakini demonstrasi pada 2 Desember akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan, jikalau aksi tersebut berbuah kerusuhan.
Reza berharap para aparat kepolisian dan lainnya dapat mengatur perjalanan demo dengan baik. Sehingga tidak menimbulkan kericuhan yang membuat panik investor.
"Kalau kepolisian bisa mengatur keamanan, maka tidak akan berbuah sentimen negatif. Tapi sebaliknya, jika tidak mengatur keamanan, investor melihat kepolisian saja tidak bisa mengamankan keamanan di Jakarta, apalagi terjadi di luar Jakarta. Maka akan menimbulkan sentimen negatif. Jadi saat ini masih wait and see," papar Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News