Direktur Utama BJB Ahmad Irfan menjelaskan rencana right issue masih dalam tahap pengkajian. Jika memungkinkan maka bisa dijalankan pada tahun ini.
"Masih kita kaji (right issue). Kapan masuk, kalau tahun ini memungkinkan, kita lakukan. Kita sedang perhitungkan penambahan modal. Nanti kita umumkan lah," jelas Irfan, ditemui di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Rabu (15/6/2016) malam.
Pada semester II tahun ini, Irfan menjelaskan, perseroan membidik kredit sindikasi sebesar Rp1 triliun-Rp2 triliun. Dana itu digunakan untuk membiayai sektor infrastruktur pengembangan tol Cipali. "Terbaru Cipali, total sindikasi semester II sebesar Rp1 triliun-Rp2 triliun, naik 20 persen," papar Irfan.
BJB pun juga membiayai proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Sentul Selatan-Kedunghalang-Kedungbadak-Simpang Yasmin, Kanci-Pejagan, dan Gempol-Pandaan-Karangjati. Bank dengan kode emiten BJBR, selain aktif membiayai pembangunan Jalan Tol, perseroan pun aktif membiayai proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Keban Agung, Sumatera Selatan dan pembangunan 13 unit Pembangkit Listrik di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, BJB telah membukukan kredit sepanjang tiga bulan pertama di 2016 sebesar Rp55,21 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 11,3 persen dari posisi kredit sebesar Rp49,61 triliun per Maret 2015. "Kredit kita naik 11,3 persen menjadi Rp55,21 triliun di kuartal I-2016," ucap Irfan.
Kredit BJBR, menurut Irfan, masih banyak ditopang oleh kredit konsumer sebesar Rp39,67 triliun yang mengalami kenaikan 14,4 persen dari posisi Maret 2015 sebesar Rp34,68 triliun. Sementara kredit mikro tercatat sebesar Rp3,21 triliun atau turun 23,3 persen dari posisi akhir Maret 2015 sebesar Rp4,18 triliun.
"Untuk kredit komersial naik 25,1 persen menjadi Rp7,84 triliun, dari posisi sebelumnya Rp6,27 triliun di kuartal I-2015. Sedangkan untuk mortgage naik tipis 0,3 persen, dari Rp4,48 triliun menjadi Rp4,49 triliun di kuartal I-2016," jelas Irfan.
Dia menambahkan, kinerja kredit yang membaik di kuartal I-2016, memberikan gesekan positif terhadap rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL). Irfan mengungkapkan, posisi NPL saat ini diklaim turun menjadi 2,8 persen dari sebelumnya sebesar 4,2 persen.
"Kredit di semester II nanti akan meningkat, khususnya Jawa Barat dan Banten lebih banyak ke proyek komersial seperti infrastruktur, APBN, dan APBD," pungkas Irfan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id