"Dalam perdagangan hari ini rupiah masih akan melemah karena tekanan dari eksternal masih cukup kuat," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 8 Oktober 2019.
Indeks dolar pada awal pekan menguat seiring memudarnya kekhawatiran resesi setelah data penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) periode September 2019 versi resmi yang diumumkan Pemerintah Amerika Serikat sebanyak 136 ribu orang, di bawah
ekspektasi 145 ribu orang.
Namun, tingkat pengangguran untuk periode yang sama tercatat turun ke level 3,5 persen, dari yang sebelumnya 3,7 persen pada Agustus. Tingkat pengangguran AS di level 3,5 persen tersebut merupakan yang terendah dalam 50 tahun terakhir.
Sementara faktor eksternal lainnya, investor tampaknya masih memantau arah pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Dari domestik, cadangan devisa September 2019 turun dari USD126,4 miliar menjadi USD124,3 miliar, level terendah sejak Juni 2019.
Data tersebut juga memengaruhi pergerakan rupiah. Ibrahim memperkirakan rupiah hari ini akan
bergerak di kisaran Rp14.130 per USD hingga Rp14.200 per USD. Pada pukul 09.40 WIB, rupiah masih bergerak stagnan atau sama dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.163 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News