Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin. (FOTO: Medcom.id/Suci Sedya Utami)
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin. (FOTO: Medcom.id/Suci Sedya Utami)

Laba Bersih Bukit Asam Tembus Rp5,02 Triliun di 2018

Suci Sedya Utami • 11 Maret 2019 12:45
Jakarta: Laba bersih PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menembus angka Rp5,023 triliun sepanjang 2018. Realisasi ini mengalami kenaikan 112 persen dibanding 2017 yang tercatat Rp4,4 triliun.
 
Laba tersebut menjadi pencapaian tertinggi sejak perseroan beroperasi. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan laba tersebut salah satunya didorong oleh upaya efisiensi biaya operasional yang dilakukan perusahaan.
 
"Laba naiknya banyak, berarti kita berhasil melakukan efisiensi sehingga laba jadi lebih tinggi," kata Arviyan dalam paparan kinerja tahunan di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin, 11 Maret 2019.

Adapun pendapatan perusahaan selama satu tahun lalu mencapai Rp21,17 triliun. Pendapatan tersebut mengalami kenaikan Rp1,69 triliun apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
 
Capaian tersebut terdiri atas pendapatan dari penjualan batu bara domestik sebesar 49 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 48 persen, serta sisanya dari aktivitas usaha lainnya seperti penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.
 
Pendapatan dari penjualan ekspor mengalami peningkatan menjadi Rp2,44 triliun atau 31 persen. Di sisi lain pendapatan perusahaan dipengaruhi oleh harga jual batu bara yang mengalami peningkatan tiga persen dibandingkan 2017 atau Rp808.690 per ton menjadi Rp834.558 per ton.
 
Kenaikan tersebut akibat kenaikan harga rata-rata batu bara Newcastle selama setahun yang cukup signifikan yaitu 21 persen. Serta kenaikan rata-rata harga batu bara acuan sebesar 15 persen dibandingkan harga rata-rata selama tahun sebelumnya.
 
Lebih jauh terkait Ebitda 2018 mencapai Rp7,59 triliun lebih tinggi daripada 2017 yang sebesar Rp6,83 triliun. Selain itu perseroan juga mempertahankan return on asset di atas 20 persen dan terus meningkat ke 21 persen tahun lalu.
 
Arviyan menambahkan capaian tersebut menunjukkan kemampuan perseroan dalam melakukan pengelolaan aset guna meningkatkan laba bersih lebih baik dari tahun sebelumnya.
 
Di sisi lain PTBA sebelumnya mengantisipasi dengan membuka pasar baru untuk ekspor batu bara baru selain India dan Tiongkok dalam menghadapi dampak dari perang dagang yang terjadi Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
 
Ariviyan mengakui sejauh ini negara tujuan ekspor batu bara terbesar adalah Tiongkok dan India. Masing-masing sebesar 18,3 persen dan 10 persen dari total penjualan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan