"Kinerja performa pertumbuhan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kita raih peningkatan laba 7,01 persen menjadi Rp561,1 miliar di semester satu tahun ini," ucap Direktur Bisnis Menengah dan Korporasi Bank Jatim Suudi, ditemui dalam acara analiyst meeting & press conference semester I-2016 Bank Jatim, di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Pencapaian laba yang positif, menurut Suudi, disumbang dari berbagai lini, seperti pendapatan bunga yang mengalami pertumbuhan 8,18 persen menjadi Rp2,4 triliun di semester I-2016, dari posisi semester I-2015 sebesar Rp2,22 triliun.
Sementara itu, posisi penyaluran kredit mengalami peningkatan 3,49 persen menjadi Rp29,27 triliun, bila dibanding realisasi kredit sebesar Rp28,29 triliun per Juni 2015. Posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) bank BUMN Jatim ini mencapai Rp40,38 triliun, atau naik dari posisi DPK Rp42,68 triliun. DPK masih banyak didorong oleh dana murah yaitu tabungan yang meningkat 35,62 persen menjadi Rp12,38 triliun.
"Posisi tabungan per Juni Rp12,38 triliun, deposito sebesar Rp12,57 triliun, dan giro Rp15,44 triliun. Tabungan kita naik 35,62 persen, giro turun 6,39 persen, deposito turun dari Rp13 triliun menjadi Rp12,57 triliun," beber Suudi.
Dengan kenaikan dana murah tersebut, CASA rasio bankjatim tetap terjaga sebesar 68,79 persen (selama lebih dari 13 tahun, CASA rasio Bank Jatim berada di atas 65 persen). Hal ini, membuktikan bahwa Bank Jatim efektif mengelola dana murah.
Rasio keuangan Bank Jatim posisi Juni 2016, antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 20,87 persen, Nett Interest Margin (NIM) sebesar 6,69 persen, Return On Asset (ROA) sebesar 3,18 persen, Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 70,56 persen, serta Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 72,64 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News