"Posisi saat ini masih dalam tahap pembahasan. Kami perkirakan tahun depan akan terealisasi. Proses kontrak masih lama satu tahunan," tutur Direktur Keuangan Sillo Maritime Perdana, Herjati, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Kerja sama dengan Pertamina, tutur Herjati, hanya sebatas penyewaan kapal tanker untuk mengangkut minyak. Meski demikian, kapal tanker yang disewa memiliki kapasitas yang tidak besar.
"Kerja sama penyewaan tanker. Mungkin tidak begitu besar sekitar 7.000-8.000 DWT per day," jelas Herjati.
Demi menggapai kontrak dari Pertamina, perseroan berencana mengakuisisi saham PT Suasa Benua Sukses (SBS) melalui penyertaan 50,84 persen saham. SBS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan. Dana akuisisi saham didapatkan dari dana segar IPO sebesar Rp70 miliar. Sebanyak 97 persen untuk akuisisi saham SBS, dan sisanya tiga persen untuk modal kerja perseroan.
"Proses akuisisi tersebut akan direalisasikan pada akhir bulan ini. Pasalnya transaksi akuisisi tersebut menggunakan dana hasil initial public offering (IPO) yang dilakukan perseroan hari ini. Target akuisisi SBS akhir bulan ini. Setelah IPO kami akan langsung akuisisi," jelas Herjati.
Herjati menuturkan, perseroan belum berminat membeli kapal baru di tahun ini. Pasalnya, pasar saat ini sedang sepi dan pengadaan kontrak membutuhkan waktu yang cukup lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News