"Rendahnya harga saham karena perseroan tengah kesulitan membayar utang. Paling utama masalahnya saham turun adalah utang," kata Corporate Secretary dan Direktur BUMI Dilep Srivastava, ketika ditemui di Avara Loung, Epiwalk Epicentrum, Jakarta, Jumat (2/10/2015).
Masalah harga saham yang turun pun, jelas dia, tidak hanya karena sulit bayar utang. Namun, ditambah dengan harga batu bara di pasar dunia yang sekarang ini memang tengah menurun. Hal itu memukul berat kinerja perseroan. Alhasil, saham perseroan pun turun drastis.
Meski begitu, Dilep meyakini, perseroan bisa membayar utangnya. Per Agustus 2015, utang perseroan tembus angka USD3,98 miliar. Jika perseroan benar-benar berhasil membayar utangnya maka berpengaruh positif terhadap pergerakan saham di pasar modal.
"Kita akan restrukturisasi utang tersebut, bila proposal restrukturisasi disetujui, maka saham perseroan akan kembali membaik," tegas dia.
Lebih lanjut ia tidak menampik bila dahulu saham perseroan sempat menembus level Rp8.000 per saham. Meski dengan adanya pembayaran utang namun saham perseroan masih tidak akan ke level tersebut. Paling tidak akan di atas Rp50 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id