Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan AS secara resmi mengenakan tarif 15 persen terhadap impor dari Tiongkok sebesar USD112 miliar. Sementara Tiongkok mengenakan restriksi impor terhadap minyak dari AS. Rupiah kemungkinan perkasa di tengah penguatan USD tersebut didorong imbal hasil obligasi negara yang masih cukup tinggi.
"Di tengah penurunan imbal hasil obligasi negara-negara berkembang. Rupiah kemungkinan menguat ke level Rp14.180 sampai dengan Rp14.190 per USD," ungkap Ahmad Mikail, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Selasa, 3 September 2019.
Sementara itu, pasar obligasi domestik hari ini diperkirakan mengalami kenaikan. Senin, pasar obligasi domestik mengalami kenaikan. Indeks ICBI menunjukkan naik 0,19 persen, sehingga secara year to date telah membukukan imbal hasil sebesar 9,77 persen.
Peluang untuk kembali naiknya indeks obligasi dalam negeri didorong ekspektasi pelaku pasar akan pemotongan suku bunga the Fed bulan ini akibat tensi perang dagang yang terus meningkat antara AS-Tiongkok. Imbal hasil SUN 10 tahun diperkirakan bergerak turun.
"Imbal hasil SUN 10 tahun kemungkinan masih bergerak di rentang 7,30-7,36 persen. Rekomendasi seri obligasi negara yakni PBS014; PBS022; FR0078; FR0079; FR0081; FR0082; dan FR0080," ungkap Ahmad Mikail.
Di sisi lain, saham berjangka Amerika Serikat merosot pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), setelah Washington dan Beijing memberlakukan tarif impor baru atas barang satu sama lain. Sementara Argentina memberlakukan kontrol modal dan memberikan sorotan baru pada risiko emerging market.
Amerika Serikat mengenakan tarif 15 persen untuk berbagai barang Tiongkok dan Tiongkok mulai mengenakan bea baru pada daftar target senilai USD75 miliar barang Amerika. Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua belah pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan akhir bulan ini.
Wall Street ditutup untuk liburan Hari Buruh pada Senin, 2 September 2019, tetapi kontrak berjangka terkait dengan indeks-indeks utama diperdagangkan dan berakhir lebih rendah. Kontrak berjangka E-mini untuk S&P 500 AS turun sebanyak 1,2 persen pada awal perdagangan dan terakhir turun 0,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News