Indo Premier Sekuritas sendiri merupakan dealer partisipan untuk 16 dari 17 ETF yang ada. Sebanyak 17 produk, sembilan ETF dikelola PT Indo Premier Investment Management (IPIM) yang merupakan anak usaha IndoPremier, lima ETF dikelola oleh PT Pinnacle Persada Investama.
Kemudian satu ETF dikelola oleh PT Batavia Prosperindo Asset Management, satu ETF dikelola PT Danareksa Investment Management, dan satu ETF dikelola PT Bahan TCW Investment Management.
"Perlu diakui, dana kelolaan ETF memang tumbuh agresif mengingat pada 2013 silam total kelolaannya baru di angka Rp456 miliar," ujar Direktur Indo Premier Sekuritas Noviono Darmosusilo, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.
Tak hanya dana kelolaan, kata dia, jumlah investor kelembagaan ETF IndoPremier sebagai dealer partisipan juga meningkat signifikan dari 40 investor institusi pada menjadi 132 investor institusi pada 2018 ini.
Dia menyatakan ETF memang muncul pertama kali pada 2007 silam, perkembangan produk ETF ini tumbuh pesat di Indonesia. Namun, hingga saat ini sudah ada 17 produk ETF yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"ETF berbasis saham pertama kali muncul di Indonesia atas inisiatif IndoPremier dengan produk perdananya yang bernama Premier ETF LQ45 dengan tanggal pencatatan pada 18 Desember 2007," jelas dia.
IPIM merupakan sebagai manajer investasi yang paling agresif dan terdepan di ETF berbasis saham yang mengacu pada indeks perdagangan BEI. Total ETF berbasis saham keluaran IPIM sudah mencapai delapan produk saat ini, lima di antaranya adalah ETF berbasis saham yang mengacu ke indeks.
Kedelapan reksa dana ETF tersebut berdenominasi rupiah dengan bank kustodian Deutsche Bank AG, Cabang Jakarta.
"Laju pertumbuhan ETF di Indonesia ini, berbanding lurus dengan pemahaman para investor institusi yang semakin berkembang mengenai keunggulan instrumen investasi. Dengan bermacam keunggulan ETF ini, sudah sepantasnya investor berlomba berinvestasi di ETF," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News