Pengembalian utang akan dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui penerbitan saham baru (right issue) dan penjualan 2.500 menara. Sementara untuk rencana right issue, XL akan melepas sebanyak 2,75 miliar lembar saham. Nantinya, jumlah modal yang ditempatkan dan disetor perseroan akan bertambah menjadi 11,29 miliar lembar saham, dari posisi sebelumnya 8,54 miliar saham.
"Langkah ini sebagai bagian dari strategi XL dalam memperkuat posisi keuangan dan mengurangi risiko dan dampak valuta asing. Kita sudah jalani dari tahun lalu, ini juga sebagai tahun transformasi. Tahun ini kita ingin bersih-bersih lemak, agar kita lebih efisien," ungkap Presiden Direktur dan CEO XL, Dian Siswarini, ditemui dalam acara temu wartawan di Menara Prima Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Untuk penjualan menara, perseroan berencana menjual satu menara seharga Rp1,6 miliar. Dengan demikian, jika perseroan menjual 2.500 menara, maka akan memperoleh dana segar sebesar Rp4 triliun yang akan dialokasikan untuk membayar utang tersebut.
Proses aksi korporasi right issue, sebut Dian, masih harus mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan 10 Maret 2016 dan diharapkan prosesnya bisa selesai pada semester pertama 2016.
Untuk mendukung hal tersebut, XL berniat mendiskon harga saham yang diperkirakan tidak lebih dari 20 persen TERP pada tanggal penetapan harga. Ketentuan atas penerbitan right issue termasuk harga saham yang terkait dengan penawaran dan jumlah sahamyang ditawarkan akan diumumkan pada waktunya.
"Adapun lembaga keuangan yang ditunjuk untuk right issue ini yakni Credit Suisse dan Mandiri Sekuritas," jelas Dian.
Sebagai informasi, utang XL sampai dengan 2015 masih tercatat sebanyak Rp27 triliun. Jumlah itu turun dari 2014 senilai Rp29,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News