"Kami cukup puas dengan kinerja kuartal I-2016. Di mana kami perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha 7,6 persen menjadi Rp267 miliar di tengah volatilitas harga komoditas yang masih berlanjut. Dengan pertumbuhan pendapatan dan ditopang kemampuan menekan biaya operasional sebesar 8,12 persen, kami akhirnya meraup laba yang tumbuh menjadi Rp21,52 miliar," ungkap Direktur Utama Bukaka Irsal Kamarudin, ditemui di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya potensi pemulihan kinerja dunia usaha pada kuartal I-2016, hal itu seiring dukungan pemerintah terhadap industri melalui peluncuran berbagai stimulus ekonomi di 2015, serta penyerapan belanja negara untuk pembangunan infrastruktur.
Pada tahun ini, menurut Irsal, asumsi pertumbuhan makroekonomi yang ditetapkan di kisaran 5,3 persen, sehingga turut membangun optimisme akan penguatan daya beli konsumen. Pemulihan ekonomi dalam negeri ini diharapkan menciptakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi regional sehingga pada akhirnya geliat industri ini akan mendorong permintaan terhadap penyediaan tenaga listrik yang memadai di berbagai daerah.
"Untuk memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal, kami telah menyusun strategi yang fokus dan terarah pada bidang ketenagalistrikan dan sektor terkait lainnya dalam rangka memfasilitasi ekspansi bisnis di bidang usaha pembangkit listrik tenaga mini hydro (PLTM) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)," jelas Irsal.
Dengan terealisasinya langkah perseroan IPO di pertengahan 2015, manajemen BUKK memiliki dukungan yang cukup untuk dapat memaksimalkan peluang bisnis yang ada di masa depan, baik di infrastruktur jalan, ketenagalistrikan, maupun sektor lainnya yang diyakini akan menjadi lokomotif bagi pertumbuhan ekonomi nasional di masa mendatang.
"Kami berharap pemerintah melanjutkan komitmennya dalam merealisasikan program pembangunan nasional, khususnya di bidang infrastruktur. Sehingga memberikan peluang bagi ekspasi bisnis perseroan. Kami pun telah menetapkan agenda fokus pada penguatan sejumlah bidang usaha, tower, jembatan, garbarata, serta berkomitmen mempertahankan kinerja bisnis oild and gas services tetap positif di tahun mendatang," beber Irsal.
Pembagian Dividen
Di sisi lain, Rapat Umum Pemegang Sahan Tahunan (RUPST) tahun buku 2015 BUKK menyepakati pembagian dividen tunai ke pemegang saham sebesar Rp33,80 miliar atau setara 50,06 persen dari laba bersih sebesar Rp67,51 miliar di 2015.
"Pemegang saham kami menyetujui pembayaran dividen tunai Rp33,80 miliar, atau setara Rp12,8 per saham," tutur Irsal.
Pemegang saham juga menyetujui rencana perseroan untuk menambah dua direksi baru, yakni Afifuddin Suhaeli dan Teguh Wicaksana Sari. Dengan penambahan direksi baru diharapkan perseroan semakin siap dalam menghadapi tantangan bisnis di masa depan.
Sepanjang 2015, manajemen BUKK membukukan laba bersih sebesar Rp67,51 miliar, atau mengalami penurunan bila dibanding 2014 sebesar Rp92,21 miliar. Meski, pendapatan perseroan mengalami pertumbuhan dari Rp1,18 triliun menjadi Rp1,41 triliun. Aset perseroan di akhir 2015 mencapai sebesar Rp1,99 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News