Walaupun pendapatan bersih mengalami penurunan, namun tingkat laba bersih mengalami peningkatan 16,16 persen menjadi USD209,1 juta, dari periode yang sama di 2015 sebesar USD180 juta.
"Penurunan pendapatan bersih ini disebabkan harga jual rata-rata batu bara yang turun 14 persen. Volume penjualan pun turun hingga mencapai 40 metrik ton (Mt)," ungkap Presiden Direktur dan CEO ADRO Garibaldi Thohir, dalam keterangannya, Selasa (1/11/2016).
Selain itu, posisi beban pokok pendapatan hingga kuartal III-2016 mencapai USD1,31 miliar, atau mengalami penyusutan 21,67 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya USD1,67 miliar. Dengan demikian, posisi laba kotor menjadi USD465,67 juta dari sebelumnya USD436,75 juta.
Garibaldi menambahkan, pemulihan yang terjadi di pasar batu bara adalah hal yang menggembirakan. Reaksi pasokan masih berlanjut dan permintaan bergerak menyusul suplai untuk mendukung pergerakan pasar menuju penyeimbangan kembali.
"Kami meyakini bahwa Adaro berada di waktu dan tempat yang tepat untuk menangkap momentum ini karena perusahaan telah meningkatkan basis sumber daya dan portofolio produknya," ucap Garibaldi.
Adapun posisi aset hingga per 30 September 2016, tingkat aset Adaro Energy mencapai USD6,13 miliar dari akhir tahun lalu USD5,95 miliar. Dengan posisi liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar USD2,6 miliar dan USD3,52 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News