Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Kamis (30/7/2015), diungkapkan bahwa laba yang turun diakibatkan pendapatan usaha perseroan melemah menjadi Rp891,27 miliar.
Sejalan dengan pendapatan usaha yang mengalami penurunan, posisi beban pokok pendapatan perseroan juga tercatat mengalami penurunan. Bahkan, penurunan tersebut mengalami penurunan yang tajam yakni menjadi Rp776,65 miliar di semester I-2015.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebelumnya, meski ekonomi tengah mengalami perlambatan namun Wijaya Karya Beton sudah meraup kontrak baru mencapai Rp750 miliar di pertengahan April 2015. "Kontrak baru Rp750 miliar, meski kinerja perseroan di kuartal I-2015 melambat jika dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya," ujar Direktur Keuangan WIKA Beton Entus Asnawi.
Entus mengungkapkan lambatnya kinerja perseroan tersebut karena penyaluran dana proyek pemerintah masih belum keluar hingga saat ini. Sehingga membuat kinerja sedikit terhambat. Selain itu, dengan digabungkannya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dengan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian PU-Pera juga menghambat aliran dana proyek.
"Mereka masih konsolidasi, semoga saja bisa segera dengan baik. Dari dana anggaran Rp118 triliun, baru yang cair 2,5 persen," pungkas dia.