"Keunggulan itu antara lain, tidak menghasilkan getaran karena melubangi tanah dengan cara dibor sambil dimasukkan tiang pancang dengan cara ditekan, kecepatan dalam pekerjaan dibandingkan teknologi konvensional dan tidak mengotori lingkungan kerja proyek sama sekali karena tanah yang dibor langsung ditampung pada bucket untuk langsung dipindahkan," ucap Corporate Secretary WTON, Puji Haryadi, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Metrotvnews.com, Senin (2/3/2015).
Menurut Puji, pengaplikasian teknologi ini memenuhi sejumlah tuntutan yang semakin tinggi di wilayah perkotaan, antara lain di bawah ambang batas kebisingan, tidak boleh bergetar karena dapat membuat retak bangunan sekitar dan tidak mengotori lingkungan kerja, namun tetap tidak melupakan kecepatan dan efisiensi biaya pelaksanaan.
Dengan aplikasi teknologi ini, dia menjelaskan, perseroan tidak hanya memproduksi tiang pancang. Namun juga melakukan instalasi atas produk yang dihasilkan, sejalan dengan strategi bisnis sebagai perusahaan Engineering, Production, Instalation (EPI) yang telah dicanangkan sebelumnya.
Seperti diketahui, Wika Beton telah mencatatkan harga penawaran saham perdana atau initial public offfering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan pada saat IPO menawarkan harga Rp590 per saham dengan melepas 2,04 miliar saham ke publik atau setara 23,47 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan penetapan harga Rp590 per saham, WTON bisa mendapatkan dana segar sebesar Rp1,2 triliun. Dana hasil IPO, sebesar 85 persen untuk ekspansi usaha diantaranya pembangunan pabrik beton pracetak di Lampung, Cilegon, dan Makassar, peningkatan kapasitas terpasang di pabrik-pabrik perseroan.
Selain itu untuk investasi di penambangan material alam sebagai salah satu bahan baku beton pracetak, dan juga investasi alat instalasi produk beton pracetak yang dihasilkan perseroan. Sisanya sebesar 15 persen, akan dialokasikan untuk penambahan modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News